JURNALPALOPO.COM- Jika Anda adalah fans sejati Liga Indonesia, maka tak akan lupa Safee Sali.
Safee Sali striker gempal asal Malaysia, yang pernah berkarir di Liga Indonesia.
Safee Sali juga sekaligus adalah momok menakutkan Timnas Indonesia, pada ajang final Piala AFF.
Dia sukses kubur impian Hamka Hamza Cs, untuk angkat tropi juara.
Usai laga final itu, Safee Sali kemudian melirik klub asal Indonesia.
Bahkan dia disebut telah deal lisan dengan Persib Bandung.
Baca Juga: Tukar Guling David Rumakiek! PSIS Semarang Sodorkan Anak Emas Luis Milla
Tapi urung memakai kostum biru Maung Bandung.
Safee akhirnya bergabung dengan Pelita Jaya.
Dari penuturannya diketahui, jika Safee Sali punya ikatan kuat dengan Indonesia.
Hal itu diungkapnya, saat jadi bintang tamu YouTube @Chandra Margatama.
Menurutnya dia berani melangkah ke Indonesia karena dua hal penting.
Pertam adalah supporter Indonesia.
Baca Juga: PSIS Siap Tampung David Rumakiek, Persib Rela Buang 2 Pemain Timnasnya Demi Evan DImas?
Sementara hal kedua adalah soal ikatan darah.
"Berani main Indonesia, saya kesini karena fans Indonesia membuat saya kesini"
"Saya tertarik dengan suasana lingkungan sepakbola Indonesia,"ujar Safee Sali.
Baca Juga: Arema Bakal Pulangkan Youssef Ezzejjari ke Liga 1, Persija Kalah dari Anak Jokowi untuk Gaet RS9
Dia juga mengakui jika mendapat tawaran untuk bermain di klub Liga Thailand.
Namun hal ini tidak membuat Safee Sali tertarik, dan lebih milih main di Indonesia.
"Saya mendapat tawaran yang lain dari Thailand dan negara lain,"bongkarnya.
Dia merasa jika bermain di Indonesia akan lebih dekat dengan keluarga.
Baca Juga: Pernah Diprotes Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares, PSSI Bakal Hapus TC Jangka Panjang
"Lebih dekat ke Kuala Lumpur, dan kalau Timnas membutuhkan saya"
"Kalau dilihat dari silsilah keluarga mungkin ada lewat Datuk Moyang. Saya sempat bicara sama orang tua, memang kita asalnya dari Indonesia,"jelas eks Pelita Jaya.
Dia juga menyebutkan jika keluarganya bisa memakai bahasa Jawa.
"Kalau di kampung mereka ngomong bahasa Jawa, tetapi saya tidak bisa. Nenek, Kakek semua dulu bisa berbahasa Jawa,"kuncinya.***