Renungan dan Doa Harian Liturgi Katolik Rabu 13 September 2023 : Siapa Ingin Bahagia ?

- 12 September 2023, 08:14 WIB
Ilustrasi renungan dan doa harian Liturgi Katolik, Rabu 13 September 2023.
Ilustrasi renungan dan doa harian Liturgi Katolik, Rabu 13 September 2023. /Hands off my tags! Michael Gaida/Pixabay

JURNALPALOPO.COM - Simaklah renungan dan doa harian Liturgi Katolik Rabu 13 September 2023.

Dalam renungan dan doa harian Liturgi Katolik, Rabu 13 September 2023 akan membahas Injil Lukas 6:20-26.

Di renungan dan doa harian Liturgi Katolik, Rabu 13 September 2023 juga menceritakan tentang kebahagian.

Baca Juga: Bacaan Injil Liturgi Katolik Rabu 13 September 2023 Lengkap dengan Mazmur Tanggapan

Berikut renungan dan doa harian Liturgi Katolik, Rabu 13 September 2023.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Rabu 13 September 2023 dalam Bacaan Injil hari ini Lukas 6:20-26, Yesus bercerita tentang kebahagiaan. 

Siapa yang tidak ingin berbahagia dalam hidup ini? Setiap orang ingin memiliki kebahagiaan. Ada orang yang mengejar kebahagiaan dengan menumpuk harta, yang lain dengan mengejar kenikmatan dunia, yang lain lagi inginkan kedudukan dan kuasa.

Baca Juga: UPDATE Liga 2: PSBS Biak Kangkangi Persewar, Eks Persija Jakarta Cetak Gol Telat

Yesus memiliki kriteria tersendiri mengenai siapa yang berbahagia dan siapa yang celaka. Bacaan-bacaan Kitab Suci yang dibacakan pada misa hari ini hendak berbicara kepada orang yang miskin, yakni orang yang kekurangan material, orang yang tak bisa mencukupi kebutuhan hidup, paling-paling pas-pasan saja.

Tetapi Injil juga berbicara kepada orang berkepunyaan, orang yang berkelebihan, orang yang tak merasakan kekurangan. Kepada yang miskin dikatakan bahwa mereka tak dilupakan Kerajaan Allah, mereka itu malah boleh merasa empunya Kerajaan Allah.

Kepada orang kaya tidak dikatakan kalian tak memiliki Kerajaan Allah. Namun kehidupan mereka itu kiranya tak ada artinya ("celakalah....") bila mereka sudah puas dan merasa aman dengan kelimpahan mereka.

Baca Juga: Tatap Tiket Promosi Liga 1, Persipal Palu Datangkan Striker Asal Brasil, Pernah Top Skor di Liga 2 Thailand

Ukuran yang dipakai Yesus berbeda dengan ukuran kebahagiaan yang dikejar kebanyakan orang. Kalau Yesus berkata “Berbahagialah yang miskin” itu tidak berarti murid-murid-Nya harus jadi gelandangan, pengemis, dan menjual semua hartanya.

Tetapi berarti bahwa Yesus berpihak kepada orang miskin. Sebagai orang yang berkecukupan, berkedudukan tinggi, kita diharapkan untuk mau berbagi dan solider dengan mereka yang miskin, lemah dan berdosa, sertaan mau berbagi untuk mereka yang membutuhkan uluran tangan kasih dari kita.

Renungan Harian,Renungan September 2023

Rasul Paulus dalam suratnya yang pertama kepada Jemaat di Korintus menasehati jemaat di Korintus untuk lebih fokus kepada kedatangan Tuhan, sekaligus juga mengingatkan kita semua bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini sungguh bersifat sementara, maka ia mengingatkan “orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu”.

Dalam hidup ini banyak orang tergiur oleh penghasilan yang besar tanpa memikirkan akibat-akibatnya. Kisah tadi merupakan salah satu contoh bahwa orang yang rakus sering ingin mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya.

Ia tidak peduli akan begitu banyak kekayaan yang sudah dimilikinya. Ia ingin mengumpulkan lagi dan lagi. Akibatnya, ia kehilangan apa yang dimilikinya. Banyak orang tidak puas akan apa yang sudah dimilikinya.

Baca Juga: Sulut United Gasak Persiba Tanpa Pilar Asing, Gol Mantan Bikin Beruang Madu Gigit Jari

Sebagai orang beriman kita mesti selalu sadar bahwa pengembaraan di dunia ini akan berakhir. Hidup di dunia ini tidak ada yang abadi. Harta kekayaan akan lenyap, karena tidak bersifat kekal.

Harta kekayaan tidak menjamin keselamatan jiwa-jiwa. Harta kekayaan hanyalah sarana bagi manusia untuk hidup lebih baik di bumi ini. Dengan demikian, manusia memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal baik bagi sesama. 

Marilah kita sadari bahwa kita hanyalah pengembara di dunia ini. Dengan demikian, kita mampu mengorbankan hidup bagi sesama yang membutuhkan.

Doa Penutup

Ya Allah, kami bersyukur karena melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menyampaikan Sabda Bahagia kepada kami yang miskin dan lemah ini.

Semoga, Sabda Putra-Mu itu menjadikan kami kaya akan belas kasih dan perhatian kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan menderita.

Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. ***

Editor: Eko Prasetyo

Sumber: The Katolik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah