Sementara, pakar Digital Marketing Adreas Agung Bawono menambahkan bahwa perilaku konsumen yang serba online dalam memenuhi kebutuhan hariannya perlu cepat diadaptasi oleh pelaku UMKM dengan melakukan digitalisasi bisnis.
"Ketika butuh sesuatu barang, kini setiap orang cukup membuka smartphone, lalu browsing di google, instagram, facebook atau youtube. Nah, ketika produk dan layanan UMKM tak tersedia pada fasilitas media sosial tersebut, maka sudah pasti akan tertinggal," kata Adreas.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI , Ryan Kiryanto mengungkapkan, UMKM dalam pengembangannya telah dilakukan oleh perseroan melalui aplikasi digital dengan basis big data.
Bertepatan dengan HUT ke-73, BNI semakin memantapkan langkah transformasi menjadi perbankan digital, termasuk diantaranya adalah dalam layanan bagi para pelaku UMKM yang disajikan dalam Program Klaster.
Baca Juga: Berada diurutan 22 Dunia, Kekayaan Elon Musk naik menjadi Rp670 triliun
Artikel ini sebelumya telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Pola Pembelian Berubah karena Pandemi, Pemerintah Kejar Target Digitalisasi 10 Juta UMKM
BNI sangat siap dan optimis menyambut era kemajuan teknologi dengan melakukan tranformasi transaksi perbankan dan penyaluran kredit dari yang berbasis konvensional menjadi berbasis teknologi digital.
Dalam rangka menyukseskan digitalisasi pengembangan UMKM , BNI bekerjasama dengan start up untuk penyaluran kredit dan pembentukan ekosistem finansial berbasis digital, terutama untuk klaster UMKM pada sektor produksi.
Adapun pada sektor pertanian, BNI berkolaborasi dengan PT Agri Tekno Karya pemilik Aplikasi HARA. Kerja sama ini memungkinkan dilakukannya digitalisasi ekosistem bisnis petani dan pengembangan konsep Rumah Tani Indonesia.
Baca Juga: Khusus Daerah Denpasar, Harga Pertalite Turun Sejak 5 Juli Hingga 31 Agustus