Sebagai contoh, pelaku akan mencoba menarik perhatian dengan memposting broken link atau gambar.
Dengan demikian orang harus mengetikkannya ke dalam browser, alih-alih langsung mengkliknya untuk menghindari pendeteksian.
Ridak cukup dengan membagikan link, pelaku juga menyerang lewat dua aplikasi seluler dengan target pengguna iOS dan Android.
Untuk pengguna Android, para pelaku ini menggunakan malware baru bernama “Dracarys”.
Malware ini disuntikan dalam versi trojan pada aplikasi Signal, Telegram, YouTube, dan WhatsApp.
Nantinya, malware ini mengumpulkan informasi history panggilan, kontak, dokumen, pesan, lokasi, mengambil foto, mengaktifkan mikrofon, bahkan menginstall aplikasi.
Sedangkan untuk versi iOS mereka menggunakan aplikasi perpesanan bernama Testflight Apple.
“Untuk mengantisipasi terinfeksi malware, jangan sembarangan men-klik atau membuka tautan yang mencurigakan,” tulis keterangan di postingan akun Instagram @ccicpolri.***