JURNAL PALOPO - Sejak tahun 1900, Freud, nenek moyang psikoanalisis, mencatat banyak mimpi terkait keluarga dalam buku The Interpretation of Dreams.
Kadang, ketika bangun dari tidur, seseorang akan lupa dengan mimpinya beberapa menit kemudian, atau tidak ingin menyampaikannya.
Mimpi merupakan proses psikologis yang logis. Isi dari sebuah mimpi adalah realisasi dari sebuah keinginan, dan motivasinya adalah sebuah keinginan.
Baca Juga: Bolehkah Seorang Wanita Bekerja? Begini Jawaban Buya Yahya
Tetapi ekspresi keinginan memiliki banyak bentuk, dan itu dapat dibagi menjadi setidaknya empat tingkatan:
1. Mimpi itu apa adanya
Misalnya ketika Anda sedang bermimpi makan kue, itu berarti Anda mungkin sangat ingin makan kue sebelum tidur, tetapi mimpi yang tidak dimodifikasi seperti ini pada dasarnya hanya terjadi pada anak-anak yang masih kecil.
2. Simbolisme mimpi
Baca Juga: Bocoran Terpaksa Menikahi Tuan Muda Hari ini, Kebohongan Istri Herman dan Rencana Busuk Amanda