Arti 'Macang Keboka Ri Tallo', Gelar Bagi Penguasa di Kerajaan Tallo

27 September 2021, 07:33 WIB
Situs sejarah yang berada di Wilayah Tallo, Kabupaten Gowa /Youtube/tangkap layar dari kanal Mitologi Bumi Sulawesi

JURNAL PALOPO - Setiap daerah memiliki kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau mistis, tak terkecuali di Sulawesi Selatan.

Pada abad ke 15 masehi, Karaeng Loe Ri Sero mendirikan wilayah baru bernama Tallo sebagai sempalan dari dinasti kerajaan Gowa.

Wilayah kekuasaan Tallo emliputi Saumata, Panampu, Moncong Loe dan Parang Loe. Dalam catatan sejarah, Tallo telah melahirkan banyak tokoh-tokoh besar, antara lain yang bergelar 'Macang Keboka Ri Tallo' atau 'Macan Putih dari Tallo'.

Baca Juga: 4 Hal Wanita Pikir Cantik di Mata Pria, Ternyata Salah, Makeup Salah Satunya

Menurut Jumado Samodang, penggiat sejarah budaya Tallo, Gelar 'Macan Kebo ri Tallo' merupakan simbol kebenaran dan keberanian bagi masyarakat Tallo.

Orang-orang yang bergelar 'Macan Kebo ri Tallo' disematkan berdasar karakter dan kepribadian seorang pemimpin yang mampu melindungi dan mempertahankan wilayahnya.

Di Nusantara sendiri terdapat beberapa tokoh yang bergelar Macan Putih seperti Prabu Siliwangi-Banten-, Gusti Prabhu Tawang Alun-Banyuwangi-, Prabu Jayabaya-Kediri-, dan Tuanku Tambusai-Riau-.

Di Sulawesi sendiri, orang yang mendapat gelar Macan Putih adalah I Manginyarrang Daeng makkio, Karaeng Kanjili, Sultan Abdul Jafar Muzaffar, sebagai penguasa Tallo ke-7.

Baca Juga: Kisah Pilu Nakes Gariela Meilani, Tugas 3 Bulan di Kiwirok dan Jadi Korban KKB

Melansir kanal YouTube Mitologi Bumi Sulawesi, sejak penguasa pertama Talo, Karaeng Loe Ri Sero hingga penguasa ke-7, Karaeng Kanjilo, merekalah yang bergelar 'Macang Keboka Ri Tallo'.

Hingga kini di Tallo, terdapat pula perguruan-perguruan pencak silat Tallo (Pamanca na Tallo) yang mengisyaratkan jika kultur masyarakat di Tallo telah melahirkan banyak 'Tubarani' atau kesatria-kesatria di tanah air.

Hal lain yang menjadi simbol kebesaran Tallo adalah karena Syech Yusuf adalah putra Nabi Khidir A.S dan ibunya adalah I Tubiani Sitti Aminah Daeng Kunjung Karaeng Baji menurut H. Hamzah Dorahing, tokoh adat Tallo.

Menurutnya, Syech Yusuf adalah satu-satunya yang disematkan Tusalamaka atau orang yang selamat, dan itu menjadi kebanggan bagi masyarakat Tallo serta beliau lahir di tanah Tallo.

Gowa dan Tallo adalah wilayah yang tak dapat dipisahkan bahkan dianggap sebagai kerajaan sedarah yang tercata dalam sejarah 'Rua Karaeng Se're Ata'.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler