Kisah Jan Koum, Sosok Dibalik Keberhasilan WhatsApp

27 Juli 2021, 11:22 WIB
Jan Koum sosok dibalik keberhasil WhatsApp /Pixabay/antonbe/

JURNAL PALOPO- WhatsApp kini jadi aplikasi paling banyak digunakan, untuk komunikasi. Namun apkah Anda tahu siapa sosok di balik itu. 

Sosok dibalik keberhasilan WhatsApp mendunia adalah Jan Koum. Dia adalah pria yang lahir di Fastiv bagian Kiev, Ukraina. 

Di masa mudanya, Jan Koum bukanlah keluarga yang berkecukupan, bahkan ia harus merasakan kerasnya kehidupan mulai dari sulitnya air.

Baca Juga: 5 Alasan Karyawan Memilih Resign dari Tempat Kerja, Nomor 1 Paling Banyak Terjadi

Bukan itu saja, Jan Koum mengantri di kamar mandi umum serta susahnya pasokan listrik. 

Terlebih saat gerakan anti Yahudi semakin meningkat di Ukraina, membuat hidupnya semakin memperihatinkan.

Hal ini membuat keluarga Jan memutuskan untuk pindah di Amerika Serikat, bersama ibu dan neneknya. 

Sementara sang ayah yang memang bekerja sebagai manajer konstruksi harus menetap di Ukraina.

Baca Juga: Jadi Trending di YouTube, Ini Lirik Lagu Rose D.O EXO serta Terjemahannya

Belum sempat menyusul keluarganya di Amerika Serikat, takdir justru berkata lain, ayah Jan meninggal di tahun 1997 di Ukraina. 

Kini sepeninggal sang ayah, Jan Koum dan ibunya harus bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Jan Koum mulai bekerja sebagai Cleaning Service, sementara sang ibu bekerja sebagai pengasuh. 

Namun meski telah bekerja namun kerasnya kehidupan di Amerika Serikat, belum mampu memenuhi kondisi ekonominya.

Baca Juga: Nuraeni TKW Indonesia, Sumbangkan Penghasilannya Untuk Yayasan Anak Miskin di China

Sehingga Jan dan ibunya mengantungkan hidup pada subsidi pemerintah yang sejatinya di tujukan kepada anak jalanan dan Tunawisma. 

Hidup susah yang dirasakan Jan Koum, justru tidak membuatnya patah semangat.

Jan Koum dengan tekad yang tinggi, berbekal dari hobinya sebagai pemrograman komputer yang ia pelajari secara otodidak dari buku-buku bekas.

Membuatnya mampu membiayai kuliahnya sendiri dengan bekerja sebagai penguji sistem keamanan komputer di Ernst & Young. 

Baca Juga: Terungkap! Maksud Selebriti Tanah Air yang Unggah Foto dengan Caption 28 Juli 2021

Namun karena dikenal sebagai siswa yang nakal membuatnya harus di Drop Out dari kampus.

Tapi hal ini justru membuatnya dipertemukan dengan Brian Acton, seorang pegawai Yahoo yang kemudian menjadi teman dekatnya.

Brian Acton pun mulai mengajak Jan Koum untuk bekerja di Yahoo, karena memiliki kemampuan dalam bermain komputer.

Setelah di Terima di Yahoo, Jan mulai bekerja dalam posisi engineer, disini ia merasakan jatuh bangunnya perusahaan Yahoo tersebut. 

Baca Juga: Terungkap Alasan Uki Hengkang dari Noah, Takut Mengundang Maksiat

Berbarengan Brian Action, Jan Koum lalu mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari Yahoo pada tahun 2007 di mana ia telah lama bekerja di sana serta berkembang cepat di Yahoo.

Setelah resmi keluar dari Yahoo, Jan Koum mulai mencoba peruntungan dengan melamar pekerjaan di Facebook, yang disebut sebagai Service Social Media karya Mark Zuckerberg dan tengah naik daun di internet.

Namun di tolak, hingga membuat Jan berpikir menciptakan sesuatu yang berpotensi, dan membuka peluang lebih luas yang dimulai saat ia membeli HP IPhone. 

Di IPhone miliknya Jan tertarik pada kumpulan kontak di Iphone dan juga pada App Store.

Baca Juga: Sapu Bersih Sembilan Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020, Tim Panahan Korsel Minta Lagu BTS

Hingga tercipta suatu ide untuk menciptakan aplikasi yang dapat menampilkan status, pada kontak telepon IPhone miliknya. 

Idenyapun ia sampaikan ke sahabatnya Alex Fishman, yang kemudian memperkenalkannya kepada Igor Solomennikov.

Seorang developer aplikasi Iphone hingga berujung pada terciptanya aplikasi bernama WhatsApp.

Hingga akhirnya pada tahun 2009, Jan berhasil membangun perusahaan WhatsApp Inc yang berbasis di California dan terus belajar untuk dapat mengembangkannya.

Baca Juga: Rio Waida Gagal Melaju di Olimpiade Tokyo 2020, Setelah Kalah dari Atlet Jepang

Meski diawal kehadiran Whatsapp, hanya digunakan sekitar 250 orang saja yang dimana mereka merupakan teman-teman dari Jan Koum sendiri.

Kondisi itu membuatnya putus asa, terlebih saat itu Whatsapp masih memiliki banyak kelemahan, yang membuatnya berpikir ingin menyudahi usahanya tersebut. 

Namun, berkat dorongan motivasi dari sahabatnya Brian, membuat Jan terus mengembangkan aplikasi ciptaannya yang kemudian mendapatkan bantuan push notifications dari Apple. 

Dari hal itu, aplikasi ciptaan Jan terus mengalami perkembangan hingga mampu mengalahkan BBM (Blackberry Messenger) yang kala itu banyak digunakan oleh orang-orang. 

Baca Juga: Praven dan Melati Kalah di Olimpiade Tokyo 2020, Ganda Campuran Indonesia Tetap Lolos

Selain itu sahabat Jan, Brian Acton juga bergabung untuk mengembangkan Whatsapp.

Hasilnya aplikasi yang sebelumnya hanya dapat di akses melalui IPhone, kini juga bisa di nikmati oleh penggunaan handphone BlackBerry maupun ponsel Android lainnya. 

Kemudian WhatsApp diubah menjadi aplikasi berbayar pada tahun 2010 dan mereka berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$5000 atau setara dengan Rp70,1 juta pada bulan pertama.

Hal ini kemudian membuat investor lain banyak berdatangan untuk menanamkan modalnya di WhatsApp.

Baca Juga: Kemnaker Canangkan Gerakan Tagar TalenthubBantuKerja, Ini Penjelasannya

WhatsApp berhasil masuk dalam 20 besar aplikasi populer di App Store, bahkan kini menjadi aplikasi primadona diseluruh dunia. 

Melihat kesuksesan Jan, membuat Facebook ingin membeli Whatsapp, namun di tolak oleh Jan.

Hingga akhirnya di tahun 2013 Jan Koum bersama Brian Acton setuju untuk menjual WhatsApp ke Facebook.

Dari penjualan aplikasi Whatsapps, menjadikan Jan Koum sebagai orang kaya baru bahkan di tahun 2015 kekayaannya tercatat sebanyak 7,9 miliar dolar atau sekitar Rp109 triliun .***

Editor: Naswandi

Tags

Terkini

Terpopuler