Masalah Jet Tempur Bekas Jadi Bahan Gorengan, TPN Ganjar Soroti Kebijakan Prabowo Subianto

- 9 Januari 2024, 10:38 WIB
Prabowo disorot terkait pesawat bekas
Prabowo disorot terkait pesawat bekas /Instagram/@prabowo/

JURNALPALOPO.COM - Pembahasan masalah jet tempur bekas tidak hanya sebatas pada debat
calon Presiden (capres) RI.

Sebagai Menteri Pertahanan sekaligus capres pada Pilpres 2024, Prabowo Subianto dicecar oleh capres lainnya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Pasca debat, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mengkritisi kebijakan Prabowo Subianto terkait alat utama sistem senjata (alutsista).

Baca Juga: Nah Loh! Akun Pengguna Google Bisa Diretas Tanpa Tahu Password-nya

Salah satunya adalah rencana pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar, yang pada akhirnya dibatalkan oleh Menhan Prabowo.

Keputusan ini menjadi sorotan bagi kubu lawan dalam menggugat kebijakan Prabowo sebagai Menhan.

Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, menyoroti keputusan itu karena sebelumnya pernah ditolak Menhan Juwono Sudarsono.

Dimasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Menhan Juwono Sudarsono menolak hibah satu skuadron pesawat tempur Mirage dari Qatar pada 2009.

Baca Juga: Tepisan Haikal Hassan Atas Serangan Anies ke Prabowo Subianto: Dia Gadai Tanah Loh Buat Anda

Andi berpendapat bahwa pertanyaan sederhana perlu diajukan, terutama tentang keputusan membeli sesuatu yang ditolak 15 tahun sebelumnya oleh Menteri Pertahanan yang sama.

Menurut data yang dikumpulkan oleh mantan gubernur Lemhannas, alutsista TNI Angkatan Udara memiliki tingkat kecelakaan yang tinggi.

Meski demikian, Prabowo memilih untuk membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas, meskipun pesawat tersebut sudah tidak diproduksi oleh produsennya, Dassault Aviation.

Andi mengungkapkan keprihatinannya bahwa hal ini akan menjadi masalah besar dalam merawat 12 jet tempur Mirage 2000-5 jika Indonesia memutuskan untuk mengadopsinya.

Baca Juga: Klub Hanya Bobol 9 Gol, Bek Ini jadi Rebutan AC Milan, Chelsea Hingga Manchester United

Alasannya tentu saja terkait dengan komponen perawatan yang sulit didapatkan karena produksi pesawat tersebut telah dihentikan.

"Kita punya PR yang besar untuk perawatan ketika nanti pendekatan yang disebut daur hidup. Jadi seperti teman-teman beli mobil, nanti pusingnya bukan saat belinya, pusingnya saat nyicilnya dan servisnya, sama alutsista juga seperti itu," ujar mantan menteri sekretaris kabinet tersebut.

Ganjar dalam debat menyoroti pilihan teknologi yang dianggap usang oleh Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.

Meski begitu, menurutnya, Indonesia memiliki kemampuan untuk membeli alutsista yang lebih baru untuk memperkuat pertahanan negara.

Baca Juga: Eks Kapten Manchester United Jagokan Aston Villa Juara EPL, Munchen Sabet Liga Champions dan Bundesliga

Meski begitu, salah satu hal yang menarik dari Mirage 2000-5 adalah performa kinerja yang masih cukup dihargai di beberapa negara meskipun tidak lagi diproduksi secara massal.

Beberapa negara masih mempertimbangkan untuk memodernisasi atau meng-upgrade sistem senjata dari jet ini.***

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah