Ramzan Kadyrov dan Pasukan Checnya Mendapat Julukan 'Pejuang TikTok' Gara-gara Ini

11 Juli 2023, 07:00 WIB
Panglima perang Vladimir Putin, Ramzan Kadyrov merasa senang prajurit Chechnya memberinya hadiah tiga tawanan perang.* /Twitter /@AlexKokcharov

JURNALPALOPO.COM - Salah satu loyalis Presiden Rusia, Vladimir Putin yakni Ramzan Kadyrov dengan pasukan Chechnyanya mendapat julukan lucu.

Beberapa waktu lalu, tentara bayaran Wagner yang sempat membela Rusia memilih membelot dan berencana menyerang Kremlin.

Akan tetapi pemberontakan Wagner gagal dan Ramzan Kadyrov muncul sekaligus memposisikan dirinya sebagai panglima perang yang siap berperang untuk Vladimir Putin.

Baca Juga: Target Promosi ke Liga 1, Persiraja Banda Aceh Goda Bek Tangguh Asal Brasil

Tak seperti kelompok paramiliter Wagner, yang kini ingin dibubarkan oleh Moskow, pasukan khusus Chechnya justru mendapatkan reputasi sebagai "pejuang TikTok" seperti yang diberitakan Financial Times.

Alasannya adalah karena mereka lebih mementingkan penampilan di media sosial daripada keberhasilan di medan perang.

Setelah pemberontakan panglima perang saingannya, Yevgeny Prigozhin, Kadyrov berusaha untuk menekankan hubungan dekatnya dengan Putin.

Ia mengunggah foto selfie dengan presiden Rusia di saluran Telegram-nya pada hari Rabu dan mengatakan tentang pertemuan mereka sehari sebelumnya.

Baca Juga: Ngemis ingin Jadi Anggota NATO, Ukraina malah Dibeginikan dari Amerika SerikatBaca Juga: Ngemis ingin Jadi Anggota NATO, Ukraina malah Dibeginikan dari Amerika Serikat

Namun, catatan tentara pribadinya telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah para pejuang Chechnya akan dapat memberikan dukungan kepada militer Rusia yang setara dengan Wagner.

Beberapa jam setelah serangan Prigozhin ke Moskow, sebuah batalion Kadyrov mengunggah video di Telegram yang menunjukkan pasukannya secara dramatis berpatroli di sebuah jembatan yang sepi.

Mereka mengenakan pakaian kamuflase dari ujung kepala hingga ujung kaki dan dipersenjatai dengan senapan mesin.

"Siapa pun mereka, siapa pun mereka, kami akan mengubur para pengkhianat ini di tanah air dan memenuhi tugas apa pun yang ditugaskan kepada kami," teriak salah satu pejuang Kadyrov sambil mengacungkan jempolnya ke arah kamera.

Baca Juga: Aroma Liga 1, Eks PSM Makassar Latihan di Sada Sumut, Malut United Boyong Kiper Barito Putera

Kadyrov telah memerintah republik Chechnya yang bergejolak sejak 2007. Ia naik ke tampuk kekuasaan setelah pembunuhan ayahnya, Akhmat-Khadji - yang berpindah haluan selama perang Chechnya dan menjadi salah satu sekutu terdekat Vladimir Putin di wilayah tersebut.

Para pejuang Kadyrov telah aktif di Ukraina. Sejak bergabung dengan pertempuran di sana pada Februari 2022, pasukan Chechnya sangat produktif dalam unggahan media sosial bergaya video musik mereka.

Media mainstream Barat mengklaim keberhasilan militer para tentara Checnya sebenarnya jauh lebih sedikit.

Ketika Rusia melancarkan perang skala penuh di Ukraina pada Februari 2022, Kadyrov mengirim beberapa unit militer Chechnya ke garis depan di mana mereka diharapkan dapat memainkan peran penting dalam rencana Moskow.

Baca Juga: Renungan dan Doa Harian Liturgi Katolik Selasa 11 Juli 2023 : Allah Bapa Janjikan Hiburan dan Perdamaian

Namun, unit-unit itu mengalami kerugian besar segera setelah perang dimulai, menyebabkan Kadyrov memikirkan kembali keterlibatan pasukannya, kata Emil Aslan, seorang spesialis Kaukasus dan profesor studi keamanan di Charles University di Praha.

Menurutnya, untuk bertahan, Kadyrov membutuhkan dua hal yakni dukungan Putin dan ketekunan tentara pribadinya.

Sejak saat itu, ia bermanuver antara menunjukkan bahwa ia mengerahkan pasukan yang akan ia korbankan demi pemimpin nasional Vladimir Putin.

Pemimpin bertubuh tegap dan berjanggut ini telah mempertahankan kekuasaan di Chechnya sebagian besar berkat aliansi politiknya yang erat dengan Putin.

Baca Juga: Bacaan Injil Liturgi Katolik Selasa 11 Juli 2023, Lengkap dengan Mazmur Tanggapan

Hubungan ini juga memungkinkan Kadyrov untuk membangun tentara bayaran pribadinya.

Dalam hubungannya dengan Putin, Kadyrov tak tertandingi sampai munculnya Prigozhin dan pasukan tentara bayaran pribadinya yang menjadi pesaing.

Apti Alaudinov, komandan batalion Akhmat Kadyrov, mengatakan bahwa pesawat tempurnya telah dikerahkan ke Rostov untuk mencegah pemberontakan dan berada dalam jarak 500 hingga 700 meter dari pesawat tempur Wagner.

Alaudinov mengatakan bahwa banyak pejuang Chechnya yang tidak pergi ke Rostov karena mereka "bertanggung jawab" untuk mempertahankan garis depan di Ukraina.

Ia mengklaim bahwa kementerian pertahanan Rusia secara khusus meminta pasukan Chechnya "untuk tidak terlibat dalam pertempuran karena ada harapan untuk menyelesaikan semuanya secara damai".***

Editor: Arini Binti Rabbi

Sumber: FInancial Times

Tags

Terkini

Terpopuler