11 Daerah di Indonesia yang Alami Hari Tanpa Bayangan atau Kulminasi Matahari Selama 44 Hari pada Tahun 2023

24 April 2023, 15:49 WIB
Ada 11 daerah di Indonesia yang mengalami Kulminasi Matahari atau hari tanpa bayangan di tahun 2023 /

JURNAL PALOPO - Terdapat 11 daerah di Indonesia yang dilalui oleh garis Khatulistiwa sehingga membuat daerah tersebut mengalami Kulminasi Matahari atau hari tanpa bayangan.

Kesebelas daerah di Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa dan mengalami Kulminasi Matahari atau hari tanpa bayangan itu ialah Pasaman Barat, Koto Alam dan Bonjol di Sumatera Barat. Kemudian Pangkalan Lesung dan Lipat Kain di Riau.

Selain itu, Tanjung Teludas di Kepulauan Riau, Pontianak di Kalimantan Barat, Santa Hulu di Kalimantan Timur, Tinombo Selatan di Sulawesi Tengah, Kayoa di Maluku Utara dan Raja Ampat di Papua Barat Daya juga akan mengalami Kulminasi Matahari atau hari tanpa bayangan.

Baca Juga: Kulminasi Matahari 2023, Hari Tanpa Banyangan Terjadi di Kota Palu Sulteng Selama 44 Hari, Catat Tanggalnya

Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui unggahan di laman Instagram @lapan_ri, Kulminasi Matahari terjadi di Indonesia sebanyak 2 kali di tahun 2023.

Dimana Kulminasi periode pertama terjadi pada 20 Februari hingga 5 April lalu, dan periode kedua akan terjadi pada 8 September hingga 22 Oktober mendatang.

Dimana Kulminasi Matahari ini berlangsung selama 44 hari dari awal Kulminasi terjadi.

Baca Juga: Suhu di Kota Palu Terasa Lebih Panas, Ini Penyebabnya

Indonesia sendiri mengalami Kulminasi Matahari karena posisinya yang membentang dari 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan dan sebagian wilayah Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa.

Secara umum, Kulminasi Matahari sendiri terjadi di beberapa wilayah lain di Indonesia dengan waktu yang berbeda beda.

Hari tanpa bayangan atau Kulminasi Matahari sendiri terjadi saat posisi Matahari tepat berada diatas Indonesia pada tengah hari.

Baca Juga: Siap Siap!!! El Nino Kembali, Bumi Akan Capai Suhu Panas Tertinggi di Tahun 2023-2024

Dikutip dari laman BRIN, pada saat Kulminasi, sumbu rotasi tegak lurus terhadap bidang orbit sehingga arah datang sinar matahari tegak-lurus terhadap permukaan bumi di daerah ekuator.

Hal itulah yang menyebabkan tak adanya bayangan pada tengah hari saat waktu Kulminasi Matahari berlangsung.

Selama periode ekuinoks ini intensitas sinar matahari yang memanaskan atmosfer-atas Bumi menjadi lebih besar dibandingkan musim lainnya. Ini menyebabkan lapisan ionosfer mengalami ionisiasi lebih banyak.

Baca Juga: Puncak Gerhana Matahari Hibrida Sudah Terjadi, Begini Kondisi di Kota Palu

Peningkatan jumlah ionisasi ini dapat mempengaruhi dinamika atmosfer-atau ionosfer serta menggerakkan arus ionosfer menjadi lebih kuat ataupun menginduksi medan magnet arah utara-selatan lebih besar. Menguatnya arus ionosfer dapat menimbulkan gangguan pada komunikasi radio. ***

Editor: Eko Prasetyo

Tags

Terkini

Terpopuler