Waspada, La Nina Sedang Berkembang Di Samudra Pasifik, Indonesia akan Terkena Dampaknya

- 19 Oktober 2020, 07:09 WIB
ILUSTRASI badai la nina.*
ILUSTRASI badai la nina.* /pixabay

JURNALPALOPO- Hingga akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa anomali iklim La Nina sedang berkembang.

Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka -0.5 derajat celcius, yang menjadi ambang batas kategori La Nina.

Perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut masing-masing adalah -0.6 derajat celcius pada bulan Agustus, dan -0.9 derajat celcius pada bulan September 2020.

Baca Juga: Bertepatan 1 Tahun Kerja Presiden-Wakil Presiden, BEM SI Kembali Gelar Aksi Pada 20 Oktober 2020

BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BOM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir tahun 2020.

Diperkirakan akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021.

Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya.

Namun demikian dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karir, Senin, 19 Oktober 2020: Taurus Bersiaplah, Aquarius Alami Kekacauan

Halaman:

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x