Network
JURNAL PALOPO - Masyarakat kembali dihebohkan dengan isu akan adanya gempa magnitudo 8,7 dan tsunami 29 meter yang melanda Jawa Timur.
Ketua Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyatakan jika hal tersebut merupakan hasil kajian dari pakar gempa bumi di Pusat Studi Gempa Nasional pada 2017.
Hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional itu juga diperkuat dengan hasil kajian tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan BMKG pada 2020 yang sudah dipublikasikan secara internasional.
Baca Juga: Kelompok Anonymous Kirim Pesan Peringatan kepada Elon Musk, Ada Apa?
Dwikorita Karnawati menuturkan, jika BMKG telah mengolah lebih lanjut dan hasil kajian menyatakan jika bahaya potensi tsunami paling tinggi yakni 29 meter di Kabupaten Trenggalek dan tsunami akan datang paling cepat di Blitar.
Melengkapi pernyataan tersebut, BMKG telah mengeluarkan sebuah press release di website resminya bmkg.go.ig, yang menyatakan jika gempa 8,7 dan tsunami 29 meter adalah potensi bukan prediksi.
Dalam press release tersebut, BMKG menuliskan beberapa poin sebagai berikut.
1. Indonesia sebagai wilayah yang aktif dan rawan gempabumi memiliki potensi gempabumi yang dapat terjadi kapan saja dengan berbagai kekuatan (magnitudo).
Baca Juga: Varian Virus Covid-19 Terus Bermunculan, WHO Tetapkan Nama Baru Virus Sesuai Asal Negara
