Network
Go Tik Swan diperintahkan untuk membuat batik dengan pola dan motif yang mewakili daerah-daerah yang ada di seluruh Indonesia.
Hardjonagoro kemudian menggali pola batik langka, yang tak dikenal umum maupun pola tradisional lainnya, dan dikembangkan tanpa menghilangkan ciri dan maknanya yang hakiki.
Pola yang sudah dikembangkan tersebut kemudian diberi warna baru yang cerah, bukan coklat, biru, atau putih kekuningan yang lazim dijumpai batik Solo-Yogyakarta. Melalui perpaduan inilah, lahir 'Batik Indonesia'.
Desain batik Indonesia ini memiliki corak yang lebih nasionalistik, dan merupakan penggabungan rasa persatuan, nasionalisme, dan romantisme.
Baca Juga: Resmi Bubar, Inilah Potret Naif saat Manggung, Bakal Dikangenin
Sejak penciptaan karya tersebut, banyak perancang batik di tanah air yang kemudian menjadikan Go Tik Swan sebagai pelopor batik Indonesia.
Salah satu karyanya adalah batik Parang Sawunggaling yang merupakan perpaduan motif parang di Keraton Solo, dengan motil sawunggaling atau sambung ayam yang sering ditemukan di pesisir Bali.
Tak hanya dikenal sebagai pelopor batik, Go Tik Swan juga dikenal sebagai sosok yang antusias akan tosan aji (keris), dan bahkan mendirikan perkumpulan Bawarasa Tosanaji di Solo pada tahun 1959.***
