Mural 'Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan', Ibas: Bantu Mereka, Itulah Ekspresi Mereka

27 September 2021, 10:07 WIB
Edhie Baskoro Yudhoyono atau ibas menanggapi mural yang bertuliskan 'Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan' /Pikiran Rakyat/Muhammad Ashari/

JURNAL PALOPO – Mural merupakan karya seni jalanan yang bisa dijadikan media untuk menyampaikan pesan kepada yang melihatnya.

Seperti yang terjadi di Indonesia. Di beberapa daerah, mural dijadikan sebagai media untuk menyampaikan aspirasi masyarakat hingga mengkritik pemerintah.

Namun begitu, saat ini mural justru dianggap sebagai tindakan yang dapat merugikan, sehingga banyak karya seniman mural yang dihapus karena mengandung kritikan pemerintah.

Baca Juga: Bocah Hilang 5 Hari dan Ditemani 3 Sosok Wanita Misterius, Netizen: Anak Itu Ada Penjaganya

Seperti mural yang bertuliskan 'Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan' yang belakangan ini menjadi sesuatu yang ramai dibahas.

Sama seperti mural lainnya, karya satu ini juga turut dihapus. Mural ini tidak hanya ditemukan di satu lokasi, tetapi di beberapa daerah di Indonesia.

Mural 'Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan' setidaknya ditemukan di dua lokasi yakni Tangerang, Banten dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Menanggapi fenomena mural ini, Edhie Baskoro Yudhoyono atau biasa dipanggil Ibas, politisi Partai Demokrat yang juga anak dari Presiden RI ke-6 memberikan tanggapan.

Baca Juga: Setelah Gabriela Meilani dan Anggota TNI, Kini KKB Tewaskan Brimob di Kiwirok

“#MuralPhobia kah ?” tulisnya mengawali cuitannya di media sosial Twitter.

“Saya jadi mengingat ketika itu statement: “the sick can not wait, the hunger can not wait!”,” lanjutnya seperti dikutip dari akun @Edhie_Baskoro, Senin 27 September 2021.

Ibas mengatakan jika negara harus hadir untuk menangani kesehatan dan kelaparan yang dialami masyarakat.

“Negara harus hadir tangani kesehatan dan kelaparan rakyat dalam arti luas berikut dampak”nya. Singkat kata, Bantu mereka, itulah ekspresi mereka,” tutupnya.

Mural 'Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan' menjadi populer lantaran disaat seperti ini, hampir sebagian besar harga bahan pokok naik, sementara pendapatan justru berkurang.

Dampaknya, masyarakat terpaksa harus bisa survival di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga selesai.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler