Mama Belandina, Sosok Janda Tangguh yang Berjuang Bertani Untuk Biaya Pendidikan dan Hidup Lima Orang Anaknya

16 Maret 2021, 10:11 WIB
Petani tradisional Mama Belandina /PORTAL PAPUA/Elvis Romario

JURNALPALOPO- Sosok janda beranak lima, terus berjuang untuk menghidupi pendidikan anaknya dan kehidupan sehari-hari, lewat mata pencaharian bertani tanpa mengenal lelah. 

Ia adalah Mama Belandina Iba (41), warga Kampung Akses, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat. Meski telah memasuki usia senja, namun semengatnya tak pernah padam untuk mengais rejeki, demi biaya hidup dan pendidikan anak. 

Hidup tanpa dampingan sang suami, Belandina Iba menggantungkan harapannya lewat kebun yang ia garap bersama anak-anaknya. Cara bertani yang digeluti terbilang tradisonal, tanpa memakai pupuk atau pestisida modern. 

Baca Juga: Kuis: Hal yang Anda Butuhkan Sekarang Dapat Diungkapkan dari Gambar yang Terlihat Pertama

Baca Juga: Kuis: Menghadap Kemana si Pria, ke Depan atau ke Belakang? Jawabannya Menentukan Tujuan Anda

Baca Juga: Tes Psikologi: Hal yang Terlihat di Gambar akan Mengungkapkan Masalah Terbesar Anda

Dilansir dari Portal Pupua.com dengan judul, Sosok Mama Belandina, Bertani Tradisional Demi Hidup dan Sekolah Anak, Munurut pengakuan Janda lima anak ini, ia menanam sayuran, singkong, keladi, kasih hingga petatas, bersama anak-anaknya. 

"Jadi saya buat kebun dibantu sama anak-anak, mereka bantu buka kebun, tebang pohon baru saya bersihkan, bakar lalu tanam," Ucapnya seperti dikutip Jurnal Palopo dari laman Portal Papua.com.

Sistem bertani yang digunakan Mama Belandina Iba, cukup simpel dan tidak butuh biaya yang mahal. Pasalnya ia hanya mengandalkan kesuburan tanah, tanpa ada embel-embel pupuk dan pestisida. 

Sosok sang anak tidak membiarkan ibu mereka berjuang seorang diri. Mereka ikut terjun langsung dalam membantu pengolahan kebun ibunya.

Baca Juga: Tes Psikologi : Jawab dengan Cepat Pertanyaan Ini, Untuk Menemukan Bentuk Cinta dari Pasangan Anda

Baca Juga: Enam Kebiasaan Wanita yang Membuat Pria Penuh Pertanyaan, Nomor Tiga Bikin Salfok

Baca Juga: Tips Mengenali Lawan Bicara Berbohong, Mengigit Bibir Hingga Mengulang Kata yang Sama

"Iya betul, saya biasa bantu mama buka kebun. Saya yang biasa rintis hutan, tebang pohon, bersihkan ranting-ranting pohon lalu kasi tinggal sampai kering. Setelah itu mama bakar dan bersihkan lalu tanam," ucap Valentinus Iba. 

Semangat Mama Belandina Iba ini patut diapresiasi sekaligus dijuluki sebagai wanit tangguh. Bagaimana tidak, ia sekaligus menjalani dua peran, sebagai ibu dan ayah bagi kelima anak-anaknya. 

Diketahui, satu orang anaknya Habel Iba, tengah menjalani pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sorong, dengan jurusan pendidikan jasmani. 

Sementara hasil panen dari kebun, dijual di sebuah pondok yang dibangun secara gotong royong masyarakat setempat, sesepanjang ruas jalan provinsi yang hubungakan Distrik Fef dan Kabupaten Manokwari. 

Baca Juga: Kenali 7 Aktifitas yang Terjadi Selama Anda Tidur, Menyebabkan Terjadinya Mimpi dan Hal Aneh

Baca Juga: Tips Menjalani Hubungan yang Lama Agar Tidak Mudah Bosan, Mulai Berkencan Lagi dan Bagikan Minat

Baca Juga: Cegah Penyakit Infeksi Mulut Rahim, dengan Rutin Konsumsi Tanaman Buah Kiwi dan Jambu Biji

Cara ini ditempuh masyarakat Fef, lantaran belum ada pasar permanen yang dibangun oleh pemerintah. Jadi untuk menjual hasil panen, mengandalkan pondok seadanya. 

Meski telah menempuh perjuangan yang gigih, selalu ada saja cobaan yang menghalang didepan mata. Kadang hasil panen tidak terjual, lantaran banyaknya pesaing lokal, dan main diperparah oleh daya beli yang sangat kurang. 

"Biasa tidak laku semua, banyak yang jual hasil kebun yang sama. Baru orang yang beli sedikit. Makanya saya punya sayur banyak layu dan terbuang percuma," ungkap Mama Belandina Iba. 

Dalam perjuangan ini, Belandina Iba menitip harap pada pemerintah agar membangun pasar yang layak bagi masyarakat. Ia juga meminta agar pemerintah bisa memberikan bibit tanaman.

Baca Juga: Jarang Diketahui, Ternyata Tanaman Herbal Cakar Ayam Obati Patah Tulang dan Anti Kanker

Baca Juga: Sering Terkena Polusi? Berikut Produk Efektif untuk Membersihkan Paru-paru Anda

Baca Juga: Tes Kepribadian: Temukan Karakter dalam Diri Anda, yang Menjadi Penghalang Cinta Sejati

Hal ini menjadi harapan Janda lima anak ini, lantaran kesulitan memperoleh bibit, utamanya untuk sayur-sayuran. 

"Saya harap dah mohon kepada Pemerintah Kabupaten Tambrauw, supaya bisa perhatikan kami masyarakat kecil ini. Tolong pemerintah bantu kami bibit sayuran dan buat pasar untuk berjualan yang kayak,"harap Blandina Iba. 

Sebenanrnya di daerah Distrik Fef pemerintah kabupaten Tambrauw telah membangun pasar. Namun tak kunjung difungsikan sejak pertama kali dibangun.*** (Elvis Romario /Portal Papua.Com)

Editor: Naswandi

Sumber: Portal Papua

Tags

Terkini

Terpopuler