JURNAL PALOPO - Buya Yahya dalam salah satu kajian menjawab pertanyaan tentang seorang yang stress dan tertekan oleh orang tua.
"Bagaimana dalam Islam tentang orang tua yang durhaka? Yaitu membuat anaknya stres, tidak bahagia, tertekan, kesepian, membuat tidak percaya diri.
"Lalu apa yang harus dilakukan atau dipikirkan sang anak supaya tetap bahagia," ujar pertanyaan yang dikutip Jurnal Palopo dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, 23 Desember 2021.
Baca Juga: Demi Atasi Kontroversi, JTBC Umumkan Drama Snowdrop Rilis 3 Episode Sekaligus di Minggu Ini
Dilansir Jurnal Palopo dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, berikut jawaban dan penjelasan Buya Yahya terkait pertanyaan tersebut dan cara sang anak menyikapinya.
Pertama dan yang utama Buya Yahya menegaskan bahwa seorang anak tidak diperbolehkan untuk melawan orang tua.
“Tidak diperkenankan melawan orang tua, biarpun orang tua itu dengan segala bentuk kedzolimannya, yang disebut dengan bahasa penanya kedurhakaanya," kata Buya Yahya
"Kalau orang tua memukul maka tidak boleh kita membalas pukul. Lalu bagaimana solusinya, Anda pergi dan tinggalkan, biar Anda tidak dipukul,” ujar Buya Yahya melanjutkan.
Buya Yahya menjelaskan bahwa untuk menghindari perbuatan kasar atau perbuatan buruk orang tua maka sebaiknya sang anak pergi dari rumah dan jangan mendekat pada orang tua.
Namun, bukan berarti menjauh dan tidak peduli lagi. Buya Yahya mengatakan seorang anak tetap harus berbakti. Misalnya tetap dikirimkan uang atau dikirimkan seseorang untuk membantu menjaganya.
"Kirim saja duit, kalau dia perlu bantuan kirim pembantu, selesai. Jangan kasih celah untuk Anda melawan orang tua," ujar Buya.
Kata Buya, jika hati seorang anak dipenuhi kebencian maka setan akan terus membisikkannya untuk melawan orang tua hingga sang anak menjadi pendendam dan dendamnya itu menjadi kunci neraka baginya.
Baca Juga: Persija Jakarta Resmi Depak Yann Motta, Mohamad Prapanca: Ini Keputusan Sulit
Buya Yahya mengigatkan, bahwa seorang anak boleh menghindar secara fisik, pergi dari rumah meninggalkan orang tuanya tetapi tetap hatinya harus berbakti kepada mereka.
“Menjauh fisik, hati jangan. Bahkan begitu pentingnya berbakti kalau seandainya di dalam hati Anda tidak ada sama sekali cinta kepada ibunda Anda, bukan Anda tidak berbakti, sebab berbakti tidak harus dengan cinta, cuman berat jika kita berbakti tanpa cinta,” kata Buya Yahya.
Pada intinya Buya Yahya menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua adalah kewajiban seorang anak. Jika orang tua dzalim dan selalu berbuat kasar sebaiknya sang anak menghindar dan berbakti dengan cara lain.
Seorang anak yang selalu berbakti meski didzolimi adalah orang yang istimewa di mata Allah.
“Berat pahalanya gede, Anda tidak cinta ibu Anda, Anda tidak cinta ayah Anda, tapi Anda ternyata selalu memerangi hawa nafsu Anda untuk melawan orang tua, Anda masih ingin berbuat baik biarpun orang tua semacam itu, Anda mengirim, Anda berfikir, Anda terus untuk orang tua, istimewa anda,” ucap Buya.***