Kisah Para Sahabat, Kebengisan Qais Ibn Ashim At Tamimi dan Pelajaran yang Dapat Diambil

- 22 November 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi kisah para sahabat, Qais Ibn Ashim At Tamimi, orang pertama yang mengubur anak perempuannya hidup-hidup.
Ilustrasi kisah para sahabat, Qais Ibn Ashim At Tamimi, orang pertama yang mengubur anak perempuannya hidup-hidup. /Pixabay/Engin_Akyurt

JURNAL PALOPO - Islam adalah agama yang mengangkat derajat semua bangsa.

Dahulu di zaman Jahiliyah, ada seorang laki-laki bernama Qais Ibn Ashim At Tamimi.

Ia adalah seseorang yang sebelum masuk Islam, dia beragama berhala.

Baca Juga: Sinopsis Gopi 22 November: Anurag Mencintai Gopi dan Berniat Jauhkan Ahem, Jigar Rayakan Hari Keluarga

Ma'ruf orang-orang jahiliyah dahulu menyembah Lata, Uzza, Manat, Hubal dan yang lainnya. Melansir kanal Youtube Ferry Channel, berikut kisah Qais Ibn Ashim At Tamimi.

Suatu ketika saat terjadi peperangan, kabilahnya dikalahkan. Salah satu yang tertawan saat mengalami kekalahan tersebut adalah putri dari Qais Ibn Ashim At Tamimi.

Putrinya saat itu ditawan oleh musuh dan Qais Ibn Ashim At Tamimi tidak sanggup menebusnya.

Selama bertahun-tahun, putrinya berada ditangan musuh-musuhnya. Ketika kemudian dua kabilah itu gencatan senjata, maka diisyaratkan di dalam perdamaian itu untuk mengembalikan para tawanan.

Baca Juga: Review Drama Jirisan Episode 6, Kilas Balik Masa Muda dan Cinta Pertama Seo Yi Gang

Maka satu persatu tawanan itu dikembalikan kepada kabilahnya Qais Ibn Ashim At Tamimi ini.

Tetapi saat pengembalian tawanan itu, putri Qais Ibn Ashim At Tamimi tidak mau dibalikkan kepada bapaknya.

Saat itu, putrinya sendiri yang memilih untuk menjadi budak dari tuannya, dari situlah dendam kesumat Qais Ibn Ashim At Tamimi.

Qais Ibn Ashim At Tamimi pun benci dengan anak perempuan sejak saat itu.

Baca Juga: Jirisan Episode 10 Malam Ini, Pembunuhan di Gunung Jiri adalah Jung Goo Young?

Sejak itu pula setiap istrinya melahirkan anak perempuan, Qais Ibn Ashim At Tamimi menguburkannya hidup-hidup.

Ada delapan putri yang kesemuanya dikubur hidup-hidup olehnya. Maka kata para ulama sejarah, dialah orang pertama kali melakukan penguburan anak wanita di zaman Jahiliyah ini.

Akhirnya, orang-orang mengikutinya. Setiap ada perempuan yang melahirkan, maka sudah disiapkan kuburan.

Kalau seandainya yang lahir anak laki-laki, maka kuburannya akan ditutup, sementara jika yang lahir anak perempuan, maka langsung diambil kemudian dikubur hidup-hidup oleh bapak-bapak mereka sendiri.

Baca Juga: Spoiler Drama Jirisan Episode 7, Lee Da Won Terkejut Bertemu Kang Hyun Jo

Dari sinilah Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: 

"Dan apabila seseorang di antara mereka dihabarkan dengan kelahiran anak perempuan, maka hitamlah wajah mereka dan mereka sangat marah, yang menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya, apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan atau ke akan menguburkannya kedalam tanah? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu"

Kemudian Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:  

"Dan bayi yang dikubur hidup-hidup itu akan datang menghadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala kemudian tangan kanannya membawa kepalanya, lehernya tanpa kepala kemudian menghadap Allah dan mengatakan tanya orang ini?"

Baca Juga: Rangkuman Balika Vadhu Hari Ini: Perjodohan Anandhi dan Shiv Hingga Bhairon yang Merindukan Sumitra

Akan tetapi dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Qais Ibn Ashim At Tamimi masuk Islam setelah datang utusan-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam membawa ajaran bahwa tidak ada bedanya anak laki-laki dan anak perempuan, yang menjadi timbangan itu adalah Taqwa.

Menyesallah Qais Ibn Ashim At Tamimi, ia sedih kenapa ia menguburkan anak perempuannya.

Dari situlah Qais betul-betul menjadi orang yang paling soleh, yang paling Abid, ahli ibadah di zaman itu dan Allah berikan dia usia yang panjang.

Baca Juga: Bocoran Drama Jirisan Episode 10 Malam Ini, Menguak Misteri Kematian Lee Da Won

Sampai-sampai dikisahkan ketika dia hendak meninggal dunia, Hasan Al-bashri Rahimahullahu ta'ala meriwayatkan, Qais Ibn Ashim At Tamimi ini mengumpulkan anak-anaknya kemudian berwasiat.

Dalam wasiat itu, beliau berkata "wahai anakku, jagalah diriku, dengarkan kata-kataku, hafallah dari kalimat-kalimatku".

Kemudian dia mengatakan "karena tidak ada orang yang lebih bisa menasehati kalian kecuali aku"

Kata beliau, "kalau aku mati maka jadikan pimpinan-pimpinan kalian adalah orang-orang yang betul-betul pakar di antara kalian dan jangan kalian mengambil pimpinan-pimpinan kalian orang-orang rendahan, karena nanti manusia akan membodohkan mereka dan akan menghina mereka."

Baca Juga: Ustadz Khalid Basalamah Bocorkan Cara Menjadi Kaya Raya, Caranya Sepele tapi Cukup Menyulitkan

Artinya bahwa kalau kita ingin belajar, jangan belajar kepada ulama-ulama kecil, tapi belajarlah kepada ulama-ulama besar.

Ulama kecil yang dimaksud kata Abdullah Ibnu Mubarok bukan karena usianya tetapi merujuk kepada orang-orang yang menyeruhkan kepada bid'ah dan kesesatan.

Sedangkan ulama-ulama besar yang dimaksud adalah ulama-ulama yang mengajak kepada Al-Quran dan sunnah.

Kemudian Qais Ibn Ashim At Tamimi mengatakan, "kalian harus menjaga harta kalian, karena kalau seandainya kalian menjaga harta, maka itulah sebab kalian akan menjadi dermawan dan kalian tidak terjerumus ke dalam perkara-perkara yang menghinakan.

Baca Juga: Cerita Rakyat Legenda Joko Kendil, Pemuda Biasa yang Bermimpi Nikahi Putri Raja

"Hati-hati, jangan minta-minta kepada manusia karena meminta-minta itu, kalau sudah tidak ada jalan lain itu akhir daripada orang-orang mencari rizki.

"Dan kalau aku mati, jangan ratapi aku karena Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melarang tidak boleh meratapi siapapun karena kematiannya."

Setelah memberikan wasiat kepada anak-anaknya, Qais Ibn Ashim At Tamimi pun meninggal dunia.

Dari kisah ini, ada faedah besar yang bisa didapatkan. Jangan jadi pemimpin kesesatan, jadilah pemimpin kebaikan, jangan jadi contoh kesesatan, jadilah contoh kebaikan.

Baca Juga: dr. Aisah Dahlan Bagikan Tips Memuaskan Suami, Caranya Cukup Menggelikan

Karena kalau Anda menjadi contoh dari keburukan dan kesesatan maka Anda akan menanggung dosa orang-orang yang mengikuti Anda.

Tapi kalau Anda menjadi pemimpin-pemimpin kebaikan dan kebaikannya diikuti orang, maka Rasul mengatakan:

"Siapa yang berikan contoh yang baik diikuti orang banyak maka dia dapat pahala dan pahala orang banyak tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun."***

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah