Cara Menghadapi Mertua yang Suka Marah dan Ikut Campur Urusan Rumah Tangga, Buya Yahya Jawab Begini

25 Desember 2021, 16:39 WIB
Buya yahya. /Tangkap layar dari kanal youtube al-bahjah

JURNAL PALOPO - Masalah rumah tangga seharusnya hanya diketahui oleh pasangan suami istri saja. Baik orang tua dari suami maupun istri diharapkan tidak selalu mencampuri urusan rumah tangga anak-anaknya.

Namun saat ini, tidak sedikit juga ada mertua yang selalu ikut campur dalam urusan rumah tangga anak-anaknya. Bahkan selalu marah jika perkataannya tidak diikuti oleh menantunya.

Lalu bagaimana cara menghadapi mertua yang suka marah dan ikut campur dalam urusan rumah tangga? Buya Yahya dalam satu kajiannya kemudian menjawab dan memberikan penjelasan tentang hal tersebut.

Baca Juga: Ingin Lolos ke Final Piala AFF Suzuki Cup 2020, Indonesia Wajib Waspadai 4 Pemain Ini

Dilansir Jurnal Palopo dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya memberikan penjelasan tentang cara menyikapi sikap mertua yang suka marah dan selalu ikut campur urusan rumah tangga anaknya.

Pertama Buya Yahya mengatakan bahwa seseorang harus mengetahui terlebih dahulu makna ikut campur mertua dalam rumah tangga sebab jangan sampai disalahpahami.

Terkadang orang tua hanya berniat membantu tetapi dinilai ikut campur dalam urusan rumah tangga.

"Kadang ada sebagian anak yang sensitif, menganggap orang tua yang ingin membantu ikut campur. Padahal hanya ingin membantu," ucap Buya Yahya dikutip Jurnal Palopo dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, 25 Desember 2021.

Baca Juga: Prediksi AFF Suzuki Cup 2020 dan Link Live Streaming, Indonesia Cukur Singapura 2-0

Jadi kata Buya, bedakan makna ikut campur dengan hanya ingin membantu. Biasanya hal tersebut disalahpahami karena seorang anak memang sensitif atau bahkan terlanjut tidak suka dengan mertuanya.

Hal yang kedua yang disampaikan Buya Yahya adalah meskipun mertua memang selalu ikut campur, maka hendak seorang anak berhusnuzan (berprasangka baik) terlebih dahulu.

"Kalaupun orang tua ikut campur, maka hendaknya sebagai seorang anak tetap berkhusnudzon bahwa itu adalah upaya orang tua untuk membantu," kata Buya Yahya.

"Akan tetapi, jika cara membantunya berlebihan sampai menjadikan sesuatunya menjadi serba salah dan sebagainya maka dibuka komunikasi yang baik dengan ibu (mertua) paling tidak jauhkan dia dari hal-hal seperti itu (yang membuatnya marah)," ujar Buya melanjutkan.

Baca Juga: Dapat Kecaman, Popularitas Snowdrop Justru Tinggi di Luar Negeri, Jadi Peringkat Teratas di 5 Negara Asia

Buya Yahya menjelaskan bahwa meskipun ibu (mertua) bersikap suka marah atau selalu ikut campur dalam urusan rumah tangga, tetapi seorang anak harus tetap berbakti.

Jika ibu marah, maka jauhkan dari hal-hal yang membuatnya marah. Jika dia bahkan mengusir menantunya, maka pindahlah ke tempat yang tidak jauh dari rumah ibunya.

Jangan sampai kebencian terhadap seorang ibu berubah menjadi permusuhan dan dendam.

"Jangan sampai seorang ibu ditinggal begitu saja tanpa ada upaya untuk berjuang. Ingat keberkahannya surga ada pada ibu.

"Jika Anda diberi ibu yang baik maka bersyukurlah. Kalau Anda ternyata diberi ibu yang tidak baik, itu ujian untuk naik pangkat kalau Anda sabar dan tabah," ujar Buya Yahya.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler