Diselamatkan Nelayan, Hampir 100 Orang Pengungsi Rohingya Tiba di Aceh Utara

- 27 Juni 2020, 09:05 WIB
Ilustrasi nelayan. /Pexels/Cottonbro
Ilustrasi nelayan. /Pexels/Cottonbro /

JURNALPALOPO.com - Menggunakan perahu, nelayan asal Kabupaten Aceh Utara menyelamatkan hampir 100 pengungsi Rohingya.

Total pastinya yang telah dievakuasi adalah 94 orang dengan rincian 15 orang laki-laki, 49 perempuan hingga 30 anak-anak.

Dikutip dari laman Pikiran-Rakyat.com, negara-negara di sekitar Asia Tenggara semakin enggan menerima perahu pengungsi dari Rohingya di tengah pandemi virus corona baru (Covid-19) melanda dunia.

Kendati demikian, Hamdani yang telah menyelamatkan pengungsi Rohingya tersebut mengatakan ini adalah tugas moral.

Baca Juga: Ditikam OTK, Seorang Mahasiswa UNANDA Tewas

"Itu tidak lebih dari rasa kemanusiaan dan bagian dari tradisi kami di komunitas nelayan Aceh Utara," ujar Hamdani yang juga seorang nelayan.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Selamatkan Nyaris 100 Pengungsi Rohingya, Nelayan Aceh: Kalau Pemerintah Tidak Mampu, Biar Kami Saja".

Dia berharap, agar pemerintah setempat bisa menerima dan merawat para pengungsi yang sudah datang.

"Kami berharap bahwa para pengungsi akan dirawat di desa kami," ungkapnya.

Baca Juga: Update Longsor Battang Barat, Palopo: Puluhan Rumah Warga Terisolir

Pihak berwenang setempat mengonfirmasi, para pengungsi tiba di Aceh pada Kamis, 25 Juni 2020.

Saat ini, pihak berwenang dan para nelayan juga telah menyiapkan pengungsian sementara di wilayah Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh.

Sementara itu, Pemerintah Indonesia berencana mengembalikan para pengungsi ke laut dengan dibekali bensin perahu, pakaian dan juga makanan.

Hal tersebut ditanggapi para nelayan dengan melakukan protes di kantor pemerintah daerah setempat.

Baca Juga: Perkembangan Terkini Longsor di Battang Barat, 9 Rumah Ikut Runtuh

Mereka meminta agar para warga Rohingya untuk sementara waktu diberikan tempat tinggal di pengungsian.

Seorang nelayan lainnya bernama Syaiful Amri menegaskan, para nelayan akan tetap menerima warga Rohingya yang mengungsi, meskipun tidak memiliki izin dari pemerintah.

"Kalau pemerintah tidak mampu, kami saja masyarakat yang membantu mereka, karena kami adalah manusia dan mereka (para pengungsi Rohingya) adalah manusia juga dan kami memiliki hati," tegas Syaiful.

Para pengungsi Rohingya sudah berlayar di lautan lepas sejak November 2019 lalu setelah melarikan diri dari Myanmar dan Bangladesh.

Baca Juga: Update Terkini Covid-19 Luwu Timur: 12 Sembuh dan 12 Kasus Baru

Tak sedikit dari mereka yang harus kehilangan nyawanya saat melakukan pelayaran lantaran persediaan makanan yang habis.

Sebagian besar pengungsi dikabarkan berlayar menuju negara-negara Asia Tenggara termasuk Malaysia, Thailand dan Indonesia.

Namun, beberapa negara tidak menerima para pengungsi Rogingya dengan alasan pandemi Covid-19 yang masih mengalami pelonjakan.

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid mengklaim, keputusan para nelayan yang menerima pengungsi Rohingya adalah pilihan yang tepat.

Baca Juga: Perang dengan Korea Selatan Pecah, Korut Ancam Tembakkan Nuklir ke AS

"Datangnya pengungsi Rohingya beberapa hari lalu merupakan momen solidaritas. Ini pilihan tepat dan penghargaan bagi masyarakat di Aceh yang mengambil risiko sehingga anak-anak, perempuan dan laki-laki ini dapat dievakuasi ke pantai. Mereka telah menunjukkan sisi terbaik dari kemanusiaan," tuturnya.***

(Penulis : Sarah Nurul Fatia)

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x