WHO juga menambahkan bahwa vaksinasi terhadap cacar monyet, sebagai pengobatan pasca terpapar, dapat dipertimbangkan untuk kelompok populasi khusus.
Ini termasuk golongan ibu hamil, anak-anak, atau orang dengan penekanan kekebalan, termasuk HIV.
Tak hanya itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan, para ahli di seluruh dunia sedang berdiskusi untuk mengubah nama virus cacar monyet.
Ini terjadi setelah ada kecaman global yang menyatakan bahwa nama itu diskriminatif dan menstigmatisasi.
Baca Juga: Rumah Nikita Mirzani Disambangi Polisi Sejak Dini Hari, Ada Apa?
"Kami bekerja dengan mitra dan ahli dari seluruh dunia untuk mengubah nama virus Monkeypox, clades dan penyakit yang disebabkannya," tukas Teros dikutip Jurnal Palopo dari India Today.
Tedros juga mengungkapkan bahwa Monkeypox ini bukan wabah biasa.
Pihaknya sesegera mungkin untuk melakukan rapat untuk menilai apakah wabah ini merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Pedoman lebih lanjut menyebutkan bahwa antara 13 Mei dan 9 Juni, Monkeypox dilaporkan lebih dari 30 negara.