Rusia 'Putus Asa', Dari Klaim AS Mengembangkan Senjata Bilogis di Ukraina hingga Serangan Membabi Buta

- 15 Maret 2022, 07:43 WIB
Puing-puing bangunan yang dihantam serangan udara dari militer Rusia
Puing-puing bangunan yang dihantam serangan udara dari militer Rusia /Reuters

JURNAL PALOPO - Mantan penasehat keamanan gedung putih, HR McMaster mengatakan Rusia semakin putus asa.

Hal ini ia sampaikan dalam sebuah kolom di CBS News sebagai kontributor kebijakan luar negeri dan keamanan nasional.

Menurutnya, serangan gencar Moskow di Ukraina menunjukkan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan militernya menjadi semakin putus asa.

Baca Juga: Wanita Hamil di Ukraina Tewas Bersama Calon Bayinya, Korban Bom Rusia di Mariupol

Terlepas dari klaim Rusia bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil, pasukannya terus menyerang daerah perkotaan.

Termasuk sebuah bangunan perumahan di luar Kyiv dimana setidaknya satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka pada Senin, 14 Maret waktu setempat.

Ini terjadi sehari setelah rudal Rusia menghantam pangkalan militer Ukraina kurang dari 15 mil dari perbatasan dengan Polandia dan menewaskan sedikitnya 35 orang.

Pekan lalu, Rusia mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas aktivitas biologis militer  AS di wilayah Ukraina.

Baca Juga: Tahukah Kalian Jika di Korea Utara Sekarang Bukan Tahun 2022 tetapi 111?

Gedung Putih pun membantah klaim tersebut dan mengecamnya sebagai upaya 'bendera palsu'.

"Ini adalah tanda kelemahan yang nyata, ... saya pikir Rusia - dan Putin, khususnya - benar-benar dalam masalah," kata McMaster.

Meskipun retorika meningkat pada senjata biologis dan nuklir, McMaster juga mengungkapkan kemungkinan perang dunia III tidak membantu.

"Ini seperti bermain di tangan Putin. Apa yang dia coba lakukan adalah mengancam eskalasi perang sehingga kami akan mengurangi dukungan kami untuk Ukraina," ungkapnya.

Baca Juga: Timbal Balik Sanksi Barat ke Rusia, Moskow Siap 'Miskinkan' Perusahaan yang Keluar dari Wilayahnya

McMaster juga menyerukan China untuk tidak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan mengatakan Barat harus menggunakannya untuk keuntungannya.

“Apa yang dilakukan China adalah menyediakan perlindungan untuk pembunuhan massal Rusia terhadap warga sipil tak berdosa.

"Menyemburkan narasi yang sama bahwa ini bukan perang, menyebutnya sebagai 'operasi militer khusus', [dan] juga mendukung klaim palsu bio-militer ini. laboratorium di Ukraina," katanya.

McMaster juga mengatakan bahwa ini adalah momen untuk menggeser keseimbangan kembali ke dunia bebas dan menjauh dari dua kediktatoran otoriter ini.

Baca Juga: Tes Psikologi: Urai Kepribadian Anda Lewat Gambar, Kuda atau Rumah yang Terlihat

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam sebuah tweet Rusia mungkin berencana untuk menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina.

"Operasi semacam itu dapat berupa serangan palsu, 'penemuan' agen atau amunisi atau bukti palsu dari dugaan Ukraina. berencana menggunakan senjata semacam itu," cuitnya pada hari Senin.

PBB pada hari Jumat mengatakan tidak memiliki bukti bahwa Ukraina memiliki program senjata biologis dan Washington serta sekutunya menuduh Rusia menyebarkan klaim bohong.

Berbicara kepada wartawan pada hari Jumat, Presiden AS Joe Biden memperingatkan Rusia bahwa mereka akan membayar dengan harga yang mahal jika militernya menggunakan senjata kimia untuk melawan Ukraina.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: CBS News Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah