Alatnya Patah dan Tersangkut di Hidung, Bocah 1,5 Tahun Tewas Usai Tes Swab Covid-19

15 Juli 2020, 09:22 WIB
Ilustrasi swab test. //Unsplash/ United Nations COVID-19 Response

JURNALPALOPO.COM - Usai ikut rangkaian tes Covid-19, Seorang balita di Shaqra, Arab Saudi, A (1), tewas.

Di Rumah Sakit Umum Shaqra, bocah yang namanya sengaja disembunyikan ini, tewas usai ikut tes Covid-19, Selasa 14 Juli 2020.

Lantaran suhu tubuhnya yang mendadak tinggi, balita yang baru berumur satu setengah tahun itu dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya.

Baca Juga: Ahli Virologi Tiongkok Ungkap Fakta Soal Virus Corona

Guna mengecek apakah korban membawa virus corona atau tidak, sang anak pun dimiinta mengikuti rangkaian tes Covid-19 tersebut.

Saat dilakukan pengecekan tes kepada bocah tersebut, alat tes swab justru patah di dalam hidung korban.

Dokter yang menanganinya pun langsung mencoba memberikan anastesi ke korban guna mengeluarkan patahan terebut.

Sayangnya, anak laki-laki itu ditinggalkan begitu saja oleh tim medis tanpa penanganan lanjutan.

Baca Juga: Alasan Trump Ogah Memakai Masker Selama ini

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com berjudul Bocah 1,5 Tahun Tewas Usai Tes Swab Covid-19, Alatnya Patah dan Tersangkut di Hidung.

Korban yang masih di bawah umur pun kehilangan kesadaran lantaran kesulitan bernapas.

Sang bocah pun meninggal dunia 24 jam setelah masuk ke rumah sakit.

Kematian sang anak pun begitu disesali oleh paman sekaligus kuasa hukum korban.

Baca Juga: Tak Hanya Lewat Butiran Cairan, WHO Kini Umumkan Bukti Baru Virus Corona Menyebar Lewat Udara

"Anak itu tak punya penyakit kronis. Pada Jumat sore badannya panas lalu dibawa ke rumah sakit oleh ibunya. Meski cuma panas, dia tetap diminta ikut tes swab," ucap sang paman.

Sang paman menyebut, keponakannya kesulitan bernapas lantaran saluran udara di paru-parunya tertutup.

"Ketika kami minta agar korban dipindah ke rumah sakit lain, kami harus duduk menunggu ambulans yang tak kunjung datang. Ketika zuhur, korban tak pula dipindahkan, dan justru meninggal dunia," jelasnya.

Ayah korban, Abdullah Al Joufan awalnya menolak upaya anastesi yang dilakukan oknum dokter tersebut. Ia bahkan meminta agar putranya ditangani dokter spesialis.

Baca Juga: Ditengah Krisis Pandemi, Korut Tetap Stabil dan Berhasil Mengatasi Covid-19

"Tapi, petugas rumah sakit mengatakan dokter spesialis sedang absen," ucap Abdullah.***

(Penulis : Agil Hari Santoso)

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler