Presiden Suriah Kunjungi Uni Emirat Arab, Amerika Serikat Mulai Ketar-ketir

22 Maret 2022, 18:56 WIB
Presiden Suriah Bashar Al-Assad bertemu Perdana Menteri dan Wakil Presiden Uni Emirat Arab dan penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, di Dubai, Uni Emirat Arab, 18 Maret 2022. Gambar diambil 18 Maret 2022. /WAM/Handout melalui REUTERS/

JURNAL PALOPO- Hubungan Amerika Serikat dan Arab Saudi nampaknya akan memburuk, setelah kunjungan Presiden Suriah yang mengaku membela Rusia. 

Perang antara Rusia dan Ukraina terus menjadi perhatian seluruh dunia, dengan memberikan sanksi untuk Rusia. 

Sanksi untuk Rusia terus diusahakan oleh Amerika Serikat dengan tujuan agar Ukraina bisa benar-benar lepas dari serangan Vladimir Putin. 

Baca Juga: Rusia Disebut Mulai Bidik Kyiv Setelah Mariupol Hancur, Amunisi Fosfor Mulai Digunakan

Tes Baca Juga: Tes Kepribadian Cinta: Tukang Selingkuh Atau Setia, Cara Bawa Tas Tentukan Karakter Anda

Namun, apa yang diusulkan oleh Amerika Serikat dibawah perintah Joe Biden, nampaknya tidak bisa dipenuhi oleh semua negara. 

Salah satunya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang diprediksi akan memiliki hubungan yang kurang baik dengan Amerika Serikat. 

Hal tersebut terjadi ketika beberapa hari lalu, Uni Emirat Arab menerima kunjungan dari Presiden Suriah. 

Kunjungan yang dilakukan Bashar al-Assad (Presiden Suriah), merupakan yang pertama kalinya di negara Arab sejak perang Suriah 2011.

Baca Juga: Makin Panas! Anonymous Lakukan Serangan Cyber Kepada Rusia, Ini Ancaman yang Diberikan

Baca Juga: Tes Psikologi: Garis Tangan Anda Tentukan Karir di Masa Depan, Pemimpin atau Pengusaha

Kunjungan tersebut menjadi perhatian Amerika Serikat lantaran, sebelumnya Bashar al-Assad dengan tegas menyatakan mendukung Rusia atas invasi yang terjadi di Ukraina. 

Dikutip Jurnal Palopo dari Al Jazeera, CEO Gulf State Analytics, konsultan risiko geopolitik yang berbasis di Washington, Giorgio Cafiero menyatakan jika negara Arab telah menerima kunjungan Suriah. 

"Al-Assad datang ke Uni Emirat Arab, tak lama setelah negara Teluk Arab memilih untuk abstain dari resolusi Dewan Keamanan PBB,"kata Giorgio Cafiero. 

"Dewan Keamanan PBB mengutuk invasi Rusia ke Ukraina bulan lalu, memberitahu kita bahwa UEA sangat serius untuk menegaskan otonomi mereka dari Amerika Serikat,"lanjutnya. 

Baca Juga: Turki Sebut Perdamaian Rusia dan Ukraina Ada Kemajuan, Selandia Baru Salurkan Bantuan 5 Just Dollar

Baca Juga: Tes Psikologi: Ketahui Isi Hati Anda Saat Ini, Pilih Gaun Idola Untuk Mengetahuinya

Beberapa hari sebelumnya, Arab Saudi juga tengah dalam pembicaraan dengan China, untuk membuang dolar AS demi Yuan untuk melakukan transaksi minyak dengan Beijing.

China menjadi salah satu negara yang mendapat teguran dari Amerika Serikat, usai beberapa kabar beredar. 

Jika Rusia tengah meminta bantuan kepada China, mengingat kerjasama kedua negara tersebut memang telah berjalan baik bahkan sebelum invasi terjadi.***

Editor: Naswandi

Tags

Terkini

Terpopuler