JURNAL PALOPO- Penasehat Presiden Ukraina mengingatkan Rusia, untuk tidak menyerang Kyiv lantaran hal tersebut sama saja dengan bunuh diri.
Invasi Rusia ke Ukraina masih terus berlangsung, dan nampaknya belum menunjukkan tanda akan segera berakhir.
Terlebih ketika Rusia kini menjadikan Kyiv, ibu kota Ukraina sasaran selanjutnya usai Mariupol alami kehancuran.
Baca Juga: Makin Panas! Anonymous Lakukan Serangan Cyber Kepada Rusia, Ini Ancaman yang Diberikan
Baca Juga: Rusia Kedatangan 'Tamu' dari Timur Tengah, Siap Bertempur Dengan Moskow di Ukraina
Namun, dalam upaya Rusia untuk bisa menguasai Ukraina. Nampaknya akan semakin sulit.
Penasehat Presiden Ukraina, Oleksiy Arestovych menyatakan jika langkah Rusia untuk menyerang Kyiv sama saja bunuh diri.
Dikutip Jurnal Palopo dari Al Jazeera, jam malam baru mulai berlaku di Kyiv, setelah walikotanya memperingatkan penembakan lebih lanjut akan terjadi, menyusul serangkaian serangan mematikan.
Selain itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang memang selama ini memberikan bantuan kepada Ukraina.
Baca Juga: Turki Sebut Perdamaian Rusia dan Ukraina Ada Kemajuan, Selandia Baru Salurkan Bantuan 5 Just Dollar
Baca Juga: Ukraina Warning Rusia Hentikan Rusia, Volodymyr Zelensky Tekankan Hal Ini
Memperingatkan jika Rusia bisa saja menggunakan senjata bahan kimia, untuk langkah selanjutnya dalam melumpuhkan Ukraina.
"Terlebih ketika pejabat Ukraina melaporkan, jika Rusia gunakan amunisi fosfor terlarang, di kota Kramatorsk di timur yang terkepung,"dikutip dari laman Al Jazeera.
Saat tuduhan terus dialamatkan kepada Rusia tentang kekejaman yang dilakukan bagi warga Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky justru dengan tegas mengajak Vladimir Putin untuk bisa berbicara secara langsung.
Baca Juga: Tak Kunjung Padam, Rusia Warning Ukraina Letakan Senjata di Mariupol
Baca Juga: Ukraina Laporkan Rudal Hipersonik Kinzhal Rusia, Tewaskan 112 Anak dan 140 Luka-luka
Dalam pertanyaan Volodymyr Zelensky, dirinya mengatakan jika Ukraina siap berkomitmen untuk tidak mencari keanggotaan NATO.***