Ternyata Ada Juga yang Ditakuti Rusia, Militer dan Virus Corona Tidak Ada Apa-apanya

14 Maret 2022, 07:41 WIB
Seluruh warga Rusia menarik seluruh uang tabungannya dari bank karena khawatir tabungannya hilang karena sanksi ekonomi yang diberikan Barat. /REUTERS/Anton Vaganov

JURNAL PALOPO - Direktur umum Pusat Riset Opini Publik Rusia (VTsIOM), Valery Fedorov mengungkap ketakutan utama Rusia.

Fedorov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Izvestia bahwa Rusia takut dengan inflasi dan pengangguran.

“Selama ini kami merasakan sanksi terutama di ruang informasi. Tetapi setelah beberapa waktu, sanksi akan menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari," kata Fedorov dikutip Jurnal Palopo dari Iz.ru.

Baca Juga: Persib Bandung Terus Pepet Bali United, Perebutan Juara Liga 1 Kian Memanas

Menurutnya, Rusia mulai merasakan dampak dari sanksi yang diberlakukan Barat kepada negaranya.

Barang kebutuhan pokok sedikit demi sedikit mulai berkurang dan harga semakin meningkat.

"Kami merasa tidak akan dapat merencanakan liburan dengan perjalanan ke luar negeri, ”katanya.

Dia mencatat bahwa orang takut kenaikan harga untuk barang-barang sehari-hari dan mengurangi jangkauan mereka.

Baca Juga: Uni Eropa Belum Puas, Abramovich masih akan Dikenai Sanksi Baru, Fans Chelsea Dukung sang Miliarder

"Pemakan McDonald's harus mengubah kebiasaan mereka," katanya menekankan.

Dia juga menambahkan bahwa ketakutan militer belum terlalu tinggi, karena operasi masih berlangsung di wilayah Ukraina.

“Tapi ada kekhawatiran tentang peningkatan kejahatan. Ini biasanya terjadi ketika krisis ekonomi dimulai,” pungkas kepala VTsIOM.

Selain itu, selama percakapan, dia berbicara tentang peringkat pemerintah, sikap terhadap operasi di Ukraina, harapan dari negosiasi antara kedua negara dan virus corona.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 14 Maret 2022 untuk Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo dan Virgo

Menurut Fedorov, pada awalnya, sebagian besar penduduk Rusia kurang mendukung operasi militer ke Rusia.

"Namun dalam dua minggu posisi secara keseluruhan terbentuk. Sekarang sedikit lebih dari 70 persen responden mendukung operasi, sekitar 20 persen tidak mendukungnya," katanya.

Fedorov juga mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang meninggalkan Rusia pada akhirnya akan menyesal.

"Jadi mereka yang menyesali kepergian perusahaan menyalahkan Barat terlebih dahulu, dan bukan Putin," lanjutnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 14 Maret 2022 untuk Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius dan Pisces

Menurutnya, berteman dengan Barat justru akan membuat negaranya jatuh kepada kemiskinan dan kehancuran.

"Kemudian kami memindahkan Barat dari model ideal ke pesaing terbaik, dan musuh paling buruk," sambungnya.

"Nah, pada 2007-2008 terjadi kristalisasi citra Barat sebagai musuh. Sekarang gambar ini menjadi lebih cembung dan timbul."

Dia juga mengungkapkan bahwa penduduk Rusia sebenarnya sangat berharap tercipta perdamaian antara Moskow dan Kyiv.

Baca Juga: Lirik Lagu Denting Milik Melly Goeslaw, Ost Film Ada Apa Dengan Cinta

Sebagai penutup, dia mengatakan bahwa dalam hal agenda, virus corona sudah tidak ada lagi.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Iz.ru

Tags

Terkini

Terpopuler