Ukraina Dituding Sengaja Mengulur Waktu Negosiasi, Menlu Rusia: Mereka Menunggu Instruksi Washington

3 Maret 2022, 19:10 WIB
Delegasi Rusia menunggu hingga pukul 15.00 waktu setempat untuk pembicaraan dengan pihak Ukraina. /Tangkap layar dari video RT

JURNAL PALOPO - Kabar akan ditundanya negosiasi perdamaian Rusia-Ukraina dibantah kepala delegasi Rusia, Vladimir Medinsky.

Medinsky mengatakan negosiasi dengan pihak Ukraina tetap dapat dimulai pada pukul 15:00 waktu setempat.

Sebelumnya, pertemuan kedua negara seharusnya berlangsung di Belovezhskaya Pushcha, Belarusia.

Baca Juga: Beda Nasib Striker Persib Bandung, David da Silva Makin Gacor, Bruno Cantanhede Terpuruk

“Negosiasi akan berlangsung, kami sekarang berhubungan dengan pihak Ukraina, di tempat yang sama di mana mereka direncanakan, di wilayah wilayah Brest di Belarus," kata Medinsky dikutip dari BFM.

Menurutnya, pihak Ukraina mengalami masalah kerumitan logistik untuk berkumpul di Polandia.

Kemudian delegasi Ukraina mengklarifikasi bahwa mereka akan mencoba untuk datang lebih awal, tetapi ternyata tidak berhasil

Ada tiga pokok pembahasan yang dibawa pihak delegasi Rusia yakni menyangkut aspek teknis-militer, kemanusiaan-internasional dan politik.

Baca Juga: Investigasi Selesai, 'Burung Besi' F-35A Korea Selatan Dipaksa Mendarat Darurat oleh Burung Asli

"Kami sekarang menyatukan posisi, jadi kami tidak membuang waktu dengan sia-sia. Kami sedang menunggu pihak Ukraina,” kata Medinsky.

Pertemuan kedua negosiasi akan diadakan di wilayah Brest Belarusia, tetapi Medinsky tidak menyebutkan lokasi pastinya.

Dia menambahkan bahwa delegasi Ukraina telah meninggalkan Polandia.

Sekretaris Pers Presiden Rusia, Dmitry Peskov menyatakan pendapat bahwa delegasi Ukraina menyeret negosiasi.

Baca Juga: Persib Bandung Ulang Momen Hancurkan Persija, Tragedi 2019 Kembali Terjadi

"Seperti yang Anda tahu, negosiasi belum dimulai. Negosiator Ukraina jelas tidak terburu-buru, tapi mari berharap mereka masih akan tiba hari ini," kata Peskov.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan keyakinannya bahwa solusi untuk krisis Ukraina akan ditemukan.

“Solusinya akan ditemukan, saya tidak ragu. Kondisi yang minimal bagi kami sudah diketahui," kata Lavrov.

Menurut Lavrov, Ukraina punya alasan mengapa mereka menunda negosiasi yakni menunggu instruksi dari Washington.

Baca Juga: Produsen Minuman Beralkohol Stop Ekspor, 'Orang Rusia Tidak akan Bertahan Tanpa Minum Bir Ceko'

"Tim Ukraina menemukan beberapa alasan untuk menunda negosiasi ini. Tentunya mereka menerima instruksi dari Washington, saya tidak ragu," ujar Lavrov.

Menurut Lavrov, setiap negara memang memiliki hak memilih aliansi, tetapi tidak ada negara yang dapat memperkuat keamanannya dengan mengorbankan keamanan negara lain.

Pernyataan ini merujuk pada peran NATO dan Amerika yang diduga ingin memperlemah pengaruh Rusia di Atlantik.

"Tidak ada organisasi yang memiliki hak untuk mengklaim peran dominan di ruang Euro-Atlantik, di mana NATO terlibat secara aktif sekarang.

Baca Juga: Cerita Lain Dibalik Kemenangan Persib Bandung atas Persija, Luizinho Passos: Terimakasih Semuanya

"Memperkuat keamanan Barat dengan mengorbankan keamanan Rusia, ini sudah menjadi buah bibir," terang Lavrov.

Pernyataan lain dari Lavrov mengomentari apa yang dikatakan politisi Prancis dan Inggris tentang Rusia.

Menurutnya, Menteri Luar Negeri Prancis telah mengancam dengan mengatakan bahwa mereka juga punya nuklir.

Sementara Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa pihaknya siap untuk konflik NATO dan Rusia.

Baca Juga: Rusia Laporkan hampir 500 Tentaranya Tewas, Zelensky Ungkap Jumlah Sebenarnya 18 Kali Lebih Banyak

“Dia (Menlu Prancis) mengatakan dalam sesi komunikasi berikutnya dengan dunia bahwa Putin harus ingat bahwa Prancis juga memiliki senjata nuklir.

"Kemudian, ketika Nyonya Truss, yang baru-baru ini ditunjuk sebagai kepala Kantor Luar Negeri, mengatakan bahwa dia siap untuk konflik antara NATO dan Rusia.

"Bukan saya yang mengatakannya, dan bukan pula Putin yang mengatakannya, melainkan mereka semua," kata Lavrov.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memang mengirim surat ke Komisi Eropa dengan permintaan aksesi Ukraina ke Uni Eropa.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: BFM TV

Tags

Terkini

Terpopuler