Mengatasi Teriknya Cuaca, Perusahaan UEA Berencana Membawa Gunung Es ke Jazirah Arab

16 Januari 2022, 10:52 WIB
ilustrasi gunung es/ /pixabay/Enriquelopezgarre

JURNAL PALOPO - Perubahan iklim membuat cuaca di jazirah Arab semakin terik.

Hal ini membuat perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), National Advisor Bureau Limited berencana memindahkan gunung es ke jazirah Arab.

Perusahaan itu melihat gunung es sebagai peluang di tengah perubahan iklim dunia.

Baca Juga: Link Streaming Drama Korea Bulgasal: Immortal Souls Episode 1-9 (Ongoing), Tayang Setiap Sabtu dan Minggu

Perusahaan itu juga telah menyusun rencana untuk membawa gunung es yang berada di Samudra Hindia bagian selatan.

Jika rencana itu terlaksana, gunung es tersebut akan menempuh jarak 9.200 kilometer ke Teluk.

Tumpukan es tersebut akan dilelehkan dan menjadi air tawar sekaligus sebagai objek daya tarik wisata.

Melansir Ikons via akun Instagram @merekooblog, Perusahaan tersebut akan mengirim kapal ke Pulau Heard, sebuah cagar alam Australia di Samudra Hindia bagian selatan.

Baca Juga: Sinopsis Weather People, Pengganti Snowdrop yang Bakal Tunjukkan Chemistry Park Min Young dan Song Kang

Mereka mencari gunung es seukuran sebuah kota untuk mencari potongan yang lebih kecil seukuran truk yang dikenal sebagai growlers.

Bongkahan es tersebut kemudian dipindahkan ke kapal menggunakan jala kemudian dikirim ke Uni Emirat Arab dengan waktu pelayaran sekitar satu tahun.

Karena sebagian besar massa es berada di bawah permukaan air, perusahaan yakin jika bongkahan tidak meleleh selama pelayaran.

Abdullah Alshehi, managing director sekaligus pendiri National Advisol Bureau Limited mengatakan bahwa setiap gunung es akan menampung sekitar 20 miliar galon air tawar yang bisa dipanen tanpa desalinisasi mahal.

Baca Juga: Ditahan Imbang, Angelo Alessio Soroti Aksi Kiper Persela Lamongan Abdul Rohim, Setara Andritany?

Saat ini perusahaan tersebut menjadi penyedia hampir semua air di kawasan Teluk.

Alshehi mengatakan jika proyek ini merupakan insiatif pribadi.

Akan tetapi, rencana ini sepertinya tidak akan mudah karena beragam rintangan akan menghalanginya.

Hukum, keuangan, logistik, dan penolakan dari para pencinta lingkungan hidup adalah sebagian kecil dari masalah yang akan dihadapi.

Baca Juga: Link Download Layangan Putus Episode 1-9 Full: Aris Membuang Kesempatan, Kinan Putuskan Bercerai

Jika studi kelayakan telah selesai, maka pihaknya baru akan meminta persetujuan pemerintah.

Alshehi juga menolak mengungkap berapa biaya yang digelontorkan untuk proyek tersebut lantara pihaknya belum melakukan studi dampak lingkungan.

Robert Brears, pendiri Mitidaption, telah mempelajari kelayakan pencairan es di Antartika dan memperkirakan bahwa proyek tersebut akan memerlukan pengeluaran awal minimal $ 500 juta atau sekitar Rp7,1 triliun.

Antartika sendiri merupakan wilayah dengan cadangan air tawar terbesar di dunia.

Baca Juga: Persija Terseok Lawan Tim Medioker, Tagar AngeloOut Ramaikan Sosmed Macan Kemayoran

Wilayah ini memiliki cadangan 60 persen air tawar dunia dalam bentuk bongkahan es raksasa.

Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal The Cryosphere mengatakan jumlah es di Antartika telah menyusut 2,6 trilion ton sejak 1990-an.

Sementara di Greenland telah menyusut 4 ton dalam kurun waktu yang sama.

Para ilmuwan masih menyelidiki sumber air hangat yang ada di Antartika, namun beberapa ahli percaya bahwa perubahan iklim menjadi pemicu es di Antartika perlahan mencair, melansir Scientific American.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler