Network
JURNAL PALOPO- Aksi seorang Janda yang berprofesi sebagai pemulung, patut menjadi motivasi bagi Anda.
Bagaimana tidak, janda yang berprofesi sebagai Pemulung ini mampu adopsi 30 orang bayi.
Hal ini tentu jadi tamparan keras, bagi Anda yang memiliki kehidupan layak. Pemulung dengan status janda mampu berbuat lebih.
Baca Juga: Alur Cerita Anime Tokyo Revengers Episode 17, Misi Mustahil Takemichi untuk Baji
Kisah ini datang dari warga China bernama Lou Xiaoying. Ia membuktikan bahwa di tengah keterbatasan ekonomi, hal sosial masih bisa dilakukan.
Meski hanya berprofesi sebagai seorang pemulung dengan status janda, Lou Xiaoying mampu mengadopsi 30 orang bayi.
Aksi sosial dilakukan wanita berhati malaikat ini, sejak tahun 1972. Ia menemukan bayi perempuan, di antara tumpukan sampah.
"Jika kami tinggalkan, anak ini akan mati," jelas Lou Xiaoying.
Baca Juga: Patut Ditiru! Restoran Jordyn's Deli Amerika Serikat, Pekerjakan Penyandang Disabilitas
Dari 30 bayi yang diadopsi Lou Xiaoying, tidak semuanya dirawat hingga dewasa.
Beberapa diantaranya kemudian diadopsi orang lain, untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Namun tak bisa dipungkiri, Lou Xiaoying adalah sosok penting dibalik hidup para bayi, yang kini diadopsi orang lain.
Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, Lou Xiaoying mencari sampah plastik, yang kemudian di daur ulang.
Baca Juga: Kisah Inspiratif, Jualan Kue Khas Indonesia di Arab Saudi, TKW asal Madura Raup Omset Miliaran
Dibalik perjuangannya mengadopsi dan menghidupi 30 bayi, Lou Xiaoying terus mengalami penurunan kondisi kesehatan.
Bahkan ia divonis mengalami komplikasi pada organ ginjal, yang semakin hari makin parah.
Penyakit ini kemudian, mengantarkan Lou Xiaoying pada sang Pencipta.
Meski demikian aksi sosial yang dilakukannya, membuat Lou Xiaoying dielu-elukan dan dijuluki sebagai seorang pahlawan di desanya.
Baca Juga: Modus Pincang, Seorang Pengemis Lari Kencang saat Dikejar Satpol PP
Kisah dari pemulung dengan status janda ini, tentu jadi pelajaran berharga, agar selalu berbuat baik kepada sesama meski memiliki kehidupan, yang tidak berkecukupan.***
