Network
Kembali ke mansion, Pharma memeriksa semua pelayan dengan mata ilahi-nya. Dia menemukan bahwa beberapa dari mereka memiliki masalah punggung dan sendi yang membutuhkan perhatian medis.
Dia juga menemukan bahwa mata ilahi-nya dapat mendeteksi kondisi manusia dalam cahaya biru, yang berubah menjadi putih jika kondisinya dapat disembuhkan dan redup jika tidak.
Pharma memutuskan menguji keterampilannya dengan mengembangkan pengobatan untuk eksim tangan Lotte. Dia memberikan obat itu kepada Lotte yang akhirnya menangis karena dia sangat bahagia.
Menurut Ellen, masyarakat awam kekurangan dana dan sumber daya untuk mengakses obat-obatan yang membuat Pharma kecewa. Tampaknya hanya orang kaya dan bangsawan yang mampu melakukan pemeriksaan medis.
Baca Juga: Tokyo Revengers Season 2 Chapter 79: Takemichi Dihajar Taiju Shiba
Dengan demikian, Pharma memutuskan untuk menjadi ahli farmakologi dan praktisi medis yang tidak membeda-bedakan berdasarkan status sosial ekonomi.
Archduke memberi tahu Pharma saat makan malam bahwa saudara perempuannya Blanche menderita cacar air yang masih tidak dapat disembuhkan di zaman sekarang ini.
Kabar baiknya adalah bahwa Pharma sebelumnya telah tertular cacar air, yang berarti dia kebal terhadap penyakit tersebut. Meskipun demikian, ayahnya memperingatkannya untuk tidak mendekati Blanche karena masih ada risiko infeksi.
Kembali ke kamarnya, Pharma memutuskan untuk membuat obat cacar air untuk Blanche. Dia juga membuat salep untuk menenangkan lepuhnya yang gatal.
Baca Juga: Ini 11 Pemain Sepakbola Pilihan David Beckham, Dua Mantan Bintang Barcelona dan Ada yang Masih Aktif
