Network
JURNAL PALOPO - Sebuah prestasi dan membanggakan datang dari perfilman Indonesia yang melambung di luar negeri.
Film Nana yang disutradarai oleh Karmila Andini, mampu mengharumkan nama Indonesia di mancanegara.
Bahkan film Nana menjadi film pertama masuk di pencalonan atau nominasi di Berlinale 2022.
Nana atau judul internasional Before Now & Then, film yang berbahasa Sunda di angkat dari sebuah kisah Raden Nana Sunani, yang diadaptasi dari penggalan novel Jais Darga Namaku, karya Ahda Imran.
Film ini menceritakan tentang seorang perempuan biasa bernama Nana yang hidup 1960-an, yang melarikan diri dari kota kelahirannya pada saat dirinya akan dipersunting.
Dalam kisah film Nana, ia tinggal di Bandung kemudian menikah dengan pria dari keluarga menak.
Masuknya film Nana di nominasi Berlinale 2022, tentunya membuat bangga masyarakat Indonesia dan hal ini dirasakan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil.
Baca Juga: Balikpapan Hingga Innalillahi Trending di Twitter, 21 Nyawa Jadi Korban Truk Tronton
Gubernur Ridwan Kamil, menyampaikan perasaan bangga atas pencapaian film Nana yang berbahasa Sunda.
Bahkan bangga karena merupakan keturunan orang Sunda.
"Selamat untuk semua para pemain dan kru pendukung yang terlibat di produksi film. Bangga jadi orang Sunda", kata Ridwan Kamil di akun resmi Twitter.
Film Before, Now & Then (Nana), di produser oleh Ifa Isfansyah dan Gita Fara.
Baca Juga: Balikpapan Hingga Innalillahi Trending di Twitter, 21 Nyawa Jadi Korban Truk Tronton
Film ini masuk di festival Berlinale yang ke-72, nantinya bersaing dengan 17 film dari berbagai negara di dunia untuk meraih piala Golden Bear dan Silver Bears.
Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat, berharap film Nana menang.
"Doakan menang", tulisnya.
Ridwal menyampaikan komentar Berlinale Artistic dalam unggahannya terkait proyek film Nana yang telah berhasil masuk nominasi bergengsi
Baca Juga: Doddy Sudrajat Batal Ajak Gala Berlibur, H. Faisal Beberkan Kesalahannya Saat Silaturrahmi
"Proyek film yang sangat ambisius tentang sejarah Indonesia tanpa kehilangan pendekatan pribadi dan orisinal dari perspektif perempuan.
"Cerita dijalin dengan musik dan perasaan yang tidak bisa kita hindari", tulis Gubernur Jawa Barat terkait komentar Carlo Chatrian (Berlinale Artistic Director.***
