Cerita Misteri Lantai 4 yang Tidak Pernah Ada di Sebuah Mall di Bandung Menurut Kepercayaan China

11 April 2022, 21:34 WIB
ilustrasi, cerita misteri lantai empat disebuah mall di Bandung /Pixabay.com/ Capecom

JURNAL PALOPO - Hampir diseluruh tempat sepi dan lama ditinggalkan selalu menjadi tempat yang dikeramatkan.

Tetapi cerita kali ini berbeda karena terjadi di sebuah pusat perbelanjaan atau mall di kota Bandung, Jawa Barat.

Cerita ini dialami oleh akun Quora, Aldy Ridmansyah yang membagi pengalamannya di kolom CERMIS (Cerita Misteri) dan diberi judul Isekai Escalator pada 2017.

Baca Juga: Gerbong Bintang Liga 1 Menuju RANS Cilegon FC, Marco Motta Cerai dengan Persija Jakarta?

Saat itu adalah bulan Ramadhan. Aldy beserta keluarga (ayah, ibu dan dua orang adik perempuan), sedang berjalan jalan di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Bandung.

Mall tersebut cukup luas dan dari luar terlihat ada 4 tingkat. Hampir setiap hari sepulang kerja, Aldy selalu masuk mall untuk shalat di mushola sambil cuci mata.

Mereka berjalan secara terpisah, Aldy berdua bersama adik bungsu perempuannya, sedangkan ayah dan ibu bertiga bersama adiknya yang lain.

Menjelang magrib, mereka berkomunikasi via Whatsapp untuk segera janjian berbuka puasa di sebuah food court.

Baca Juga: Persebaya Surabaya Berburu Pemain Muda, Brylian Aldama dan Vidal dalam Target

Ayah, Ibu, dan adiknya sudah langsung menuju ke food court untuk booking tempat agar tidak keduluan orang lain. Sementara ia dan adik bungsunya masih asyik berkeliling di area clothing di area lantai 1.

Keduanya kemudian menaiki eskalator ke lantai 2. Di setiap ujung akhir dari eskalator terdapat tiang penyangga mall, yang bertuliskan no lantai dan tenant atau toko apa saja yang terdapat di area tersebut.

Food court yang dituju berada di lantai empat sementara mereka baru dilantai dua. Keduanya pun mencari eskalator naik lainnya.

Sesampainya di ujung eskalator, mereka melihat papan penunjuk bertuliskan '3rd floor'. Mereka lalu berjalan ke eskalator selanjutnya sambil mengobrol dan berkelakar. 

Baca Juga: Unjuk Rasa 11 April 2022 Tolak Wacana Presiden 3 Periode Ricuh, 14 Orang Terluka dan 8 Ditangkap

Saat tiba, mereka menemukan eskalator ke lantai empat mati.

"Loh koq mati ya eskalatornya?" Kata sang adik.

"Ah ngga apa-apa lah, pake kaki aja ..yuu naik," kata Aldy.

Namun ada hal yang ganjil, sang adik cuma diam sesaat dan pandangannya menatap ke langit langit di ujung eskalator.

"Kaak.. kayaknya bukan kesini deh jalannya," kata sang adik.

"Ah ngga mungkin laah, saya dah hapal banget jalan di mall ini, saya kan ampir tiap hari kesini, bahkan sebelum mall ini dibuka juga saya udah maen-maen disini," kata Aldy.

Baca Juga: Duo Persib Bandung dalam Incaran Lawan, Teddy Tjahjono Bikin Peminat Patah Hati

Ia pun langsung melangkahkan kaki menaiki eskalator tersebut. Sang adik lalu ikut melangkah dengan enggan dan agak terpaksa, mereka berjarak sekitar dua anak tangga.

Ketika sudah sekitar tiga perempat eskalator (sisa 4- 5 anak tangga), tiba-tiba perasaan ganjil menyeruak di dalam diri Aldy dan ia pun berhenti sesaat.

Tiba-tiba dari belakang terasa ada suatu tarikan menarik jaket saya, dan saya pun menoleh.

"Kaaakk, keliatannya diatas bukan food court deh," Kata sang adik.

"Eung.. iya yah.. kayaknya bukan nih, koq gelap dan sepi ya.. ngga ada lampu atau musik, apa kita salah naik eskalator gitu? tapi ngga mungkin lah, kan mall ini cuma 4 lantai," sahut Aldy.

Baca Juga: Rumor Terjawab, Bukan Jorge Simao yang Nakhodai PSM, Tapi Pelatih Asal Portugal Berkepala Plontos

Kejanggalan mulai terasa dan keduanya saling berpandangan penuh curiga. Rasa was-was membuat Aldy urung melangkahkan kaki lebih jauh lagi.

"Kita turun lagi aja yuk," ajak Aldy.

Sang adik mengiyakan dan keduanya kembali dan mencari eskalator lain. Mereka pun sampai juga di area food court, setelah melalui eskalator lain di lantai tiga.

Ternyata suasananya terang benderang, riuh ricuh banyak pengunjung, disertai alunan musik menghiasi area food court.

Namun keduanya tertegun saat melihat sign board disebelah eskalator bertuliskan 'Third floor: Food Court and Praying Chamber/ Resto dan musholla'.

Baca Juga: Ardi Idrus dan Dedi Kusnandar Dilirik Klub Rival, Bos Persib Bandung: Tidak Bisa Pindah

Keduanya pun kaget, terdiam sekaligus bingung. Hening pun terpecah saat terdengar suara adzan maghrib berkumandang, pertanda waktu berbuka puasa sudah tiba.

Keduanya segera menuju ke arah meja dimana anggota keluarga lainnya sudah menunggu untuk berbuka bersama.

Keduanya sempat ditegur oleh ibu mereka yang tidak sabaran, karena lelet ke tempat yang dijanjikan.

"Dari mana aja koq lama?" Kata sang ibu.

"Nyasar dulu nyari eskalator," kata sang adik yang menyembunyikan kejadian yang mereka alami karena sang ibu seorang penakut.

Baca Juga: Aksi Unjuk Rasa 11 April Kota Palopo Berakhir Ricuh, 700 Personil Gabungan TNI Polri Dikerahkan

Sehabis acara berbuka ,shalat maghrib dan bersantai ria, Aldy dan adik bungsunya kembali ke jalan mereka sebelumnya menyusuri eskalator.

Anehnya, saat turun, papan penunjuk yang mereka lihat urutannya berbeda dari semula.

Lantai dibawah food court semua sign board nya menjadi middle floor atau lantai dua, dan tidak ada eskalator mati di lantai tersebut.

Rupanya mall tersebut menggunakan kode penomoran lantai seperti berikut:

- Ground floor/ area parkir dasar (di bawah tanah) alias lantai nol
- Basement floor/ lantai dasar (yang mereka hitung sebagai lantai 1)
- Upper floor/ lantai 1 (yang mereka hitung lantai 2)
- Middle floor/ lantai 2 (yang mereka hitung lantai 3)
-Top floor/ food court (ini yang mereka hitung sebagai lantai 4)

Baca Juga: Isi Pos Hilmansyah, PSM Dirumorkan Dekati Kurniawan Kartika Aji, Samsidar: Kiper Luar Tidak Ada yang Menonjol

Jadi kemanakah hilangnya lantai tiga tempat eskalator mati? dan tempat apakah sebenarnya lantai 4 yang serba gelap, sepi, sunyi tersebut?

Sampai sekarang Aldy masih sering singgah ke mall tersebut, namun lantai yang hilang tak pernah muncul kembali.

Pada akhirnya Aldy baru mengetahui rupanya si pemilik mall sangat percaya kutukan angka empat dalam tradisi China/Jepang.

Dalam tradisi tersebut angka 4 dibaca si/ shi, sama lafalnya dengan kata 'mati' sehingga penamaan lantai nya dibuat sedemikian rupa agar tak ada lantai 4.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Quora

Tags

Terkini

Terpopuler