Kisah Kasim Mahasiswa IPB KKN di Pulau Seram Maluku, Tidak Kembali Hingga 15 Tahun

- 22 Juni 2022, 18:29 WIB
Mohammad Kasim di Pulau Seram Maluku
Mohammad Kasim di Pulau Seram Maluku //id.quora.com/id.quora.com

JURNAL PALOPO - Kisah Kasim mahasiswa IPB, yang KKN di Pulau Seram Maluku, tidak kembali hingga 15 tahun.

Kisah ini berbeda dengan KKN di Desa Penari, melainkan tentang seorang bernama Mohammad Kasim Arifin, pria kelahiran Aceh, 1938, seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB).

Pada Tahun 1964 silam, Kasim sapannya pergi untuk melakukan (Kuliah Kerja Nyata).

Baca Juga: Pria Jangan Macam-macam! Ini 5 Tanda Wanita sedang Menggunakan Indra ke 6 tanpa Disadari

Kasim dan rombongan, mendapat penempatan tugas KKN dari kampusnya di wilayah Waimital, Pulau Seram, Maluku.

KKN akan berlangsung hanya beberapa bulan, ternyata merubah hidup Kasim.

Dengan penuh semangat Kasim dan beberapa teman lainnya menjalani KKN dengan penuh suka cita, hingga membuat program kerja yakni Panca Usaha Tani.

Kasim dan teman KKN lainnya serta petani harus menempuh jarak 10 kilometer untuk mencapai sawah garapan petani.

Baca Juga: 5 Daftar Kiper Bertangan Dewa di Liga 1, Nomor 3 Idola Persib, Fitrul Rustapa Termasuk?

Dengan gigih, sebagaimana kewajiban sebagai seorang mahasiswa peserta KKN, menerapkan metode pertani kepada warga.

Hebatnya lagi, Kasim membawa perubahan nyata bagi para warga sempat, dengan membuat jalan tani, hingga irigasi sawah, tanpa bantuan dari pemerintah.

Tiga bulan berlalu, penarikan peserta KKN tiba, namun Kasim memilih tetap tinggal di desa.

Seluruh temannya telah lulus dan wisuda, tetapi Kasim masih berada di desa tersebut, hingga 15 tahun.

Baca Juga: 7 Daftar Top Skorer Piala Presiden: Carlos Fortes Tak Terbendung, Novri Setiawan Pepet David da Silva Persib

Kasim membangun Waimital dengan penuh keikhlasan tanpa bantuan dari pihak manapun, sikap gotong royong masyarakat dibentuknya.

Hingga terlihat perubahan besar pada masyarakat dan wilayah tersebut, dari segi pertanian.

Kasim menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya, hingga dia diwisuda tanpa membuat skripsi.

Dia diberi gelar Insinyur Pertanian Istimewa dari IPB sebagai bentuk apresiasi terhadap apa yang telah dilakukan Kasim.

Baca Juga: Analisis Taktik 3-4-3 di Sepak Bola Milik Johan Cruyff, Meredam 4-4-2 hingga Menciptakan Monster di Lapangan

Selain itu Kasim mendapat gelar kehormatan dari warga setempat yakni Atua.

Kasim juga mendapat tawaran pekerjaan untuk datang dan meninjau pertanian Amerika, namun sayang ditolak olehnya dan lebih memilih kembali ke Waimital.

Setelah dianggap semuanya telah beres di Waimital, Kasim menerima pekerjaan sebagai dosen di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Tahun 1982 Kasim mendapat penghargaan Kalpataru dari pemerintah.

Baca Juga: Kisah Mistis dari Jawa Timur Jalin Kesepakatan dengan Jin dan Pencurian Batu Akik Pimpinan Pondok

Kalpataru sendiri merupakan penghargaan buat orang-orang atau pihak yang telah berjasa dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia.

Hingga saat ini kisah Kasim menjadi sebuah legenda, dimana ada seorang mahasiswa yang menghilang saat KKN selama 15 tahun.

Hilangnya Kasim bukan menghindar atau karena suatu hal mistis, melainkan untuk mengabdi dan berkorban untuk memajukan serta mengembangkan wilayah tempat KKN-nya.

Kasim berjasa membangun sektor pertanian Waimital, tanpa bayaran sepeserpun, bahkan dia rela mengeluarkan uang dari sakunya sendiri.***

Editor: Ardillah Kurais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x