Atmosfer persaingan klub terbaik ini sangat luar biasa kala itu. Puluhan ribu Jakmania dan Aremania yang datang membawa pesan damai memenuhi Senayan.
Tak terlihat adanya perselisihan sedikit pun. Dua suporter klub raksasa ini berdampingan mendukung tim kebanggaan masing-masing.
Gelora Bung Karno saat itu dipenuhi warna biru dan orange. Jumlah penonton bahkan hampir memenuhi kapasitas maksimal stadion.
Dari jumlah kapasitas 88 ribu kursi, yang terisi diperkirakan mencapai 83 ribu penonton.
Sekretaris PT Liga Indonesia, Tigorshalom Boboy saat itu mengatakan jumlah tersebut adalah yang terbanyak sepanjang Superliga Indonesia digelar.
Jumlah paling banyak kata Tigor hanya berjumlah sekitar 50 ribu penonton. Sementara saat itu, suporter yang hadir bisa mencapai 100 ribu orang karena sebagian dari mereka menonton sambil berdiri.
Sektor satu sampai 12 dikuasai Jakmania, sedangkan sektor 13 hingga 24 dipenuhi Aremania. Saling adu yel-yel suporter terdengar riuh bersahutan.
Permainan kala itu berlangsung dengan dengan tempo cepat. Strategi Arema dengan melancarkan umpan-umpan terobosan terbukti efektif mengacak-acak pertahanan Persija.
Baca Juga: 5 Pemain Asing Terbaik PSM Makassar Sepanjang Masa, Nomor 1 Masih Jadi Andalan Juku Eja